Rajin Olahraga Kurangi Risiko Penyintas Terkena Stroke Kembali
Foto: ANTARA/Pexels/Barbara OlsenJAKARTA - Dokter spesialis neurologi RSUD Pasar Minggu, dr. Marijanty Learny Vera T., Sp.N, menyebut kebiasaan rajin berolahraga dapat mengurangi risiko penyintas stroke terkena penyakit itu kembali.
“Satu juta kasus stroke per tahun terkait dengan kurangnya aktivitas fisik, dengan mendapatkan jumlah olahraga yang disarankan setiap minggu, maka akan mengurang risiko terkena stroke,” kata dr. Marijanty dalam diskusi daring yang diikuti di Jakarta, Selasa (5/11).
Marijanty menuturkan stroke adalah salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Tetapi sebagian besar kasus stroke dapat dicegah dengan mengatasi sejumlah kecil faktor risiko utama seperti rutin berolahraga.
- Baca Juga: SU Tawarkan Beasiswa Hingga 100 Persen
- Baca Juga: Apa Tujuan Pembangunan Ziggurat?
Dalam kaitannya dengan stroke, olahraga yang dilakukan hanya dengan lima kali berolahraga dalam sepekan selama 30 menit, risiko terkena stroke dapat berkurang sebesar 25 persen, kata dia.
Misalnya aktivitas kecil sehari-hari seperti berjalan kaki daripada menggunakan mobil, memilih menaiki tangga dibanding menggunakan lift, berkebun dan melakukan pekerjaan rumah akan membantu masyarakat tetap sehat dan mengurangi risiko stroke.
“Selain menjaga aktivitas secara umum, disarankan agar menargetkan setidaknya dua setengah jam olahraga sedang hingga berat setiap minggu. Hal ini dapat dibagi sesuai keinginan, tetapi cara yang baik untuk mencapai target ini adalah dengan aktif selama 30 menit, lima hari dalam seminggu,” saran dia.
Jika penyintas merasa sulit untuk menjadwalkan olahraga 30 menit sehari, ia menyarankan untuk membagi durasi menjadi blok 10 menit atau lebih sepanjang hari dan terus berusaha ditingkatkan seiring waktu.
Ia menekankan bahwa orang yang menjadi penyintas stroke pun, harus tetap berolahraga secara teratur karena dengan berolahraga, para penyintas juga akan terhindar dari risiko demensia, meningkatkan pemulihan, membantu mengatasi kelelahan dan meningkatkan kesejahteraan hidup.
“Bahkan jika mobilitas anda terpengaruh oleh stroke, kemungkinan masih ada jenis olahraga yang cocok untuk anda. Seorang fisioterapis atau terapis okupasi dapat membantu menemukan olahraga yang sesuai,” ujar Marijanty.
Dalam kesempatan itu, ia turut mengingatkan bahwa stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terhenti akibat bekuan darah atau karena arteri di otak pecah sehingga mengalami pendarahan.
Dengan demikian, stroke tidak boleh diabaikan dan perlu dikenali gejalanya. Misalnya seperti kelemahan di satu sisi tubuh, kesulitan bicara atau memahami ucapan, gangguan penglihatan seperti kabur atau hilang, pusing, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, kebas atau kesemutan dan kesulitan menelan.
“Ingat! satu dari empat orang berisiko mengalami stroke dalam hidup mereka, tetapi dengan mengambil langkah-langkah yang sederhana, hampir semua stroke dapat dicegah,” kata dianya. Ant/I-1
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 4 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim
- 5 Sekjen PDIP Hasto Tegaskan Kepemimpinan Risma dan Gus Hans di Jawa Timur Lebih Berakar pada Prestasi
Berita Terkini
- Kemenhub Optimis Mampu Lebihi Target PNBP 2024
- Presiden Prabowo Minta Penegak Hukum Tidak Ragu untuk Menindak Tegas Judi Online
- Ditjen Hubla Terus Tingkatkan Kualitas Prasarana dan Sarana Pelabuhan
- Perekonomian DKI Jakarta pada Triwulan III-2024 Tumbuh 4,93 Persen
- Manfaat Minum Air Putih yang Cukup untuk Kesehatan Tubuh