Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Johann Goldammer

Raih Penghargaan dari Presiden RI Karena Bantu Atasi Kebakaran Hutan

Foto : Aerial Firefighting Europe 2021
A   A   A   Pengaturan Font

Peneliti asal Jerman, Profesor Johann Georg Goldammer, mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama dari Presiden Joko Widodo. Ia dianggap berkontribusi penting dalam membantu pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah kebakaran hutan.
Profesor Goldammer adalah satu-satunya warga negara asing yang menerima penghargaan Bintang Jasa Utama dari pemerintah RI. Namanya diumumkan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2021 lalu sebagai penerima penghargaan Bintang Jasa Utama.
"Profesor Johann Goldammer telah berperan besar dalam membantu pemerintah Indonesia untuk mengatasi persoalan kebakaran hutan," kata Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, di Paviliun Indonesia pada saat KTT Iklim COP26, Kamis (4/11) lalu.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno menyampaikan bahwa pemberian penghargaan Bintang Jasa Utama kepada Profesor Goldammer merefleksikan kemitraan Indonesia-Jerman yang kuat di bidang lingkungan hidup. "Jerman merupakan mitra penting Indonesia dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan," ungkap dia.
Profesor Goldammer merupakan Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC) yang telah meneliti lintas benua sejak pertengahan '70-an. Bersama kelompok kerjanya, Profesor Goldammer meneliti bagaimana kawasan yang kaya akan keanekaragaman hayati dapat tetap dilestarikan dengan mengendalikan penyebaran api.
Menurut dia, pencegahan kebakaran hutan di negara berkembang harus menjadi fokus karena dampak besar yang bisa terjadi.
"Kebakaran yang mempengaruhi negara-negara berkembang berdampak pada mata pencaharian orang-orang jauh lebih banyak daripada di negara-negara kaya," kata Profesor Goldammer seperti dikutip dari The New Humanitarian, seraya menambahkan bahwa Kebakaran kecil di negara berkembang dapat menyebabkan lebih banyak malapetaka daripada di negara kaya.
Profesor dari Fakultas Ilmu Kehutanan Universitas Freiburg itu telah mengeluarkan beberapa hasil penelitian tentang hutan Kalimantan, seperti The impact of droughts and forest fires on tropical lowland rain forest of Eastern Borneo. Ia terlibat dalam merancang, mempersiapkan dan mengimplementasikan berbagai kebijakan nasional untuk mengurangi risiko kebakaran.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada akhir Oktober lalu mengklaim bahwa Indonesia bisa mencegah karhutla selama dua tahun terakhir, meski banyak yang memprediksi bencana ganda pada 2020 dan 2021. Namun bencana ini diakui bisa dikendalikan karena pemerintah melakukan serangkaian kebijakan seperti pengelolaan ekosistem gambut, peringatan dini dan deteksi dini, patroli terpadu, modifikasi cuaca dan pelibatan masyarakat. Ant/DW/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top