Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea l Korut Ingin Korsel Batalkan Latihan Militer Gabungan dengan AS

Pyongyang Beri Seoul Peringatan

Foto : AFP/KCNA VIA KNS

PANTAU PELUNCURAN l Foto dokumentasi kantor berita KCNA memperlihatkan pemimpin Korut, Kim Jong-un, saat memantau uji coba peluncuran misil balistik jarak pendek terbaru di sebuah lokasi yang dirahasiakan pada Kamis (25/7) pagi. Peluncuran misil Korut itu bertujuan untuk memperingati Korsel yang hendak menggelar latihan militer gabungan dengan AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Peluncuran dua misil oleh Korut pada Kamis lalu merupakan peringatan serius Pyongyang terhadap Korsel yang membandel untuk menggelar latihan militer gabungan dengan AS yang dijadwalkan pada Agustus mendatang.

SEOUL - Pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, mengatakan bahwa peluncuran dua misil yang ia turut awasi pada Kamis (25/7) pagi, sebagai peringatan serius terhadap Korea Selatan (Korsel) terkait rencana akan digelarnya latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat (AS) pada Agustus mendatang. Informasi ini disampaikan kantor berita milik negara Korut, KCNA, pada Jumat (26/7).

"Uji coba peluncuran misil taktis terbaru kami itu merupakan peringatan serius pada negara agresor Korsel karena kebandelan mereka untuk menggelar latihan militer gabungan walau telah berulang kali kami peringatkan," lapor KCNA.

"Kim Jong-un secara pribadi mengatur dan memandu peluncuran sistem persenjataan canggih itu dan bersyukur dengan hasilnya," imbuh KCNA.

Pihak pemantau dari militer Korsel mengatakan misil jarak pendek yang ditembakkan pada Kamis berhasil melesat hingga jarak 450 kilometer dan 700 kilometer ke udara, sebelum jatuh ke laut yang ada diantara Semenanjung Korea dan Jepang.

"Kedua misil itu bisa menjangkau target dimana pun di wilayah Korsel," lapor militer Korsel.

Uji coba peluncuran misil Korut pada Kamis merupakan yang pertama sejak Kim Jong-un dan Presiden AS, Donald Trump, bertemu di zona demiliterisasi di perbatasan Korsel-Korut, bulan lalu. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat untuk melanjutkan perundingan nuklir.

Korut sebelumnya telah memperingatkan bahwa latihan militer gabungan AS-Korsel yang akan datang dapat memengaruhi dimulainya kembali perundingan. Ada hampir 30.000 tentara AS yang ditempatkan di Korsel dan latihan militer gabungan tahunan AS dengan tentara Korsel selalu membuat amarah Pyongyang.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan dia yakin pembicaraan tingkat kerja masih akan berlanjut dan mengatakan bahwa peluncuran misil terbaru Korut adalah bagian dari taktik negosiasi.

"Semua pihak telah bersiap-siap untuk negosiasi dan menciptakan pengaruh dan menciptakan risiko bagi pihak lain," kata Menlu Pompeo dalam sebuah sesi wawancara di Bloomberg Television. "Kami tetap yakin bahwa upaya diplomatik akan terus berjalan bagi negosiasi solusi untuk semua masalah ini," ucap dia.

Kecam Provokasi

Pada bagian lain, Menteri Pertahanan Jepang menyebut peluncuran itu sangat disesalkan. Sementara Kantor Keamanan Nasional Seoul mengatakan pihaknya menyatakan keprihatinan yang kuat.

Kecaman juga datang dari AS yang menyerukan diakhirinya provokasi tersebut jika Korut ingin melanjutkan pembicaraan dengan AS.

"Kami ingin memiliki hubungan diplomatik dengan Korut, dan kami terus mendesak Korut untuk menyelesaikan semua hal yang dibicarakan oleh Presiden Trump dan pemimpin Kim Jong-un, melalui diplomasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Morgan Ortagus.

"Kami mendesak tidak ada lagi provokasi, dan semua pihak harus mematuhi kewajiban mereka di bawah resolusi (Dewan Keamanan PBB)," pungkas dia. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top