Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Putin Mati Kutu! Negara Georgia Siap Ikut Perang Lawan Rusia Jika Satu Syarat Terpenuhi, Bantu Ukraina?

Foto : EPA

Ilustrasi pasukan Georgia.

A   A   A   Pengaturan Font

Georgia digadang-gadang akan bersiap berperang melawan Rusia apabila satu syarat terpenuhi.

Seperti dilaporkan Russia Today, Georgia tengah mempertimbangkanmembuka front untuk melawan Rusia, jika rakyatnya mendukung gagasan itu dalam sebuah referendum.

Hal itu disampaikan anggota Parlemen dari partai berkuasa Georgia, Irakli Kobakhidze sebagai tanggapan atas pernyataan beberapa pejabat Ukraina dalam beberapa bulan terakhir, yang telah meminta Tbilisi untuk bergabung dalam perjuangannya melawan Rusia.

"Kami dapat mengadakan referendum, plebisit tentang apakah orang ingin membuka front kedua (melawan Rusia) di Georgia atau tidak," kata Kobakhidze pada Selasa (13/9), dikutip dari Georgia Channel 1.

Dia mengatakan Georgia harus "membuat keputusan" sendiri apakah mereka setuju dengan pejabat di Kyiv atau pemerintah mereka sendiri, yang menentang langkah tersebut.

"Jika orang (warga Georgia) menginginkannya, kita bisa membahasnya bersama nanti," kata politisi itu, tanpa memberikan garis waktu kapan referendum semacam itu mungkin terjadi.

Pertimbangan ulang ini menjadi langkah baru, pasalnya pada Agustus lalu, pihak berwenang Georgia menyatakan negaranya tidak berencana untuk bergabung dalam perang melawan Rusia dan membuka front kedua.

"Kami telah berulang kali membuat pernyataan bahwa Georgia tidak meluncurkan perang dan tidak bergabung dengan perang. Tidak akan ada front kedua di Georgia, Georgia tidak bergabung dengan sanksi. Dan ini sangat penting. Kami menyambut wisatawan," Sekretaris Jenderal Partai yang berkuasa Dream-Democratic Georgia, Kakha Kaladze yang juga Wali Kota Tbilisi pada 11 Agustus lalu.

Sebelumnya, pada hari Senin (12/9), anggota parlemen Ukraina, Fedor Venislavsky mengatakan kepada Channel 1 bahwa Tbilisi memiliki kesempatan unik untuk merebut kembali wilayah Abkhazia dan Ossetia Selatan, yang dianggap sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya.

Kedua wilayah tersebut mendeklarasikan kemerdekaan mereka dari Georgia pada 2008 menyusul konflik militer singkat antara Moskow dan Tbilisi, yang dipicu oleh pasukan Tbilisi yang menembaki wilayah tempat pasukan penjaga perdamaian Rusia ditempatkan.

Pada Maret tahun ini, Ossetia Selatan bahkan mengumumkan rencana untuk bersatu dengan Rusia, tetapi Venislavsky menjelaskan kesibukan Moskow yang sekarang berfokus pada konflik dengan Kyiv, membuka peluang Georgia untuk merebut kembali kedua republik yang memisahkan diri itu.

Komentar serupa dibuat pada bulan Agustus oleh kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov, yang mengatakan kepada Channel 24 Ukraina bahwa Georgia harus "merebut kembali" wilayah tersebut.

Kata-kata Danilov memicu serangkaian kritik dari oposisi Georgia pada saat itu, dengan beberapa mencap gagasan Georgia bergabung dalam konflik sebagai "tidak relevan" dan "tidak pantas."


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top