Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Diplomasi AS-Russia l Trump-Putin Bahas Perdagangan, Perlucutan Senjata, dan Proteksionisme

Putin Disindir Agar Tak Ikut Campur Pilpres AS 2020

Foto : AFP/ BRENDAN SMIALOWSKI

PERTEMUAN DI OSAKA l Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (kanan) saat bertemu dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Jumat (28/6). Kedua pemimpin negara adikuasa ini terakhir kali bertemu di Helsinki pada 2018.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden AS akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Russia saat keduanya menghadiri KTT G20 di Osaka, Jepang, Jumat. Pertemuan Trump-Putin ini sebelumnya selalu tertunda akibat penyelidikan dugaan kolusi Russia dalam pilpres AS 2016.

OSAKA - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, saat melakukan pertemuan dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, di sela-sela pertemuan tingkat tinggi G20 di Osaka, Jepang, menyindir agar Russia tidak mengintervensi pemilihan umum 2020 mendatang.

"Jangan ikut campur dalam pemilihan umum, Presiden (Putin). Jangan ikut campur," kata Trump sambil tersenyum dan menggerakkan jari telunjuknya di depan Putin, Jumat (28/6), yang menyeringai menanggapi sindiran Trump itu.

Sindiran itu terlontar dari Trump ketika sejumlah wartawan menanyakan apakah dia akan memperingatkan Putin untuk tak mengintervensi pemilu AS.

Tak hanya disitu, Trump pun sempat berseloroh dengan Putin terjait kerumunan awak media yang meliput pertemuan itu. "Singkirkan mereka. Berita bohong adalah istilah yang luar biasa bukan? Anda mungkin tak memiliki masalah ini di Russia, namun menjadi masalah di negara saya," ucap Trump.

Atas selorohan itu, Putin segera menimpalinya dengan menggunakan bahasa Inggris. "Kami pun menanggung masalah yang sama," kata Putin sambil tersenyum.

Sejak dilantik pada Januari 2017, pemerintahan pimpinan Trump disibukkan dengan tuduhan kemenangannya di Pilpres 2016 akibat dibantu Russia dan terus dirundung isu skandal berkolusi dengan Russia.

Pertemuan Trump dan Putin pada jumat kemarin merupakan yang pertama kalinya sejak tatap muka mereka di Helsinki pada 2018 lalu. Dalam pertemuan kali ini, Trump dikritik karena tidak mendiskusikan soal intervensi Russia, padahal saat ini Jaksa Khusus Robert Mueller tengah melakukan penyelidikan terhadap dugaan kolusi tersebut.

Dalam penyelidikannya, Mueller bahkan telah mewawancarai sejumlah pejabat penting, baik dari tim kampanye Trump maupun Russia. Beberapa mantan orang kepercayaan Trump sendiri sudah mengaku bersalah atas sejumlah tuduhan berkaitan dengan Russia

Menjelang pertemuannya dengan Putin, Trump menepis pertanyaan dari wartawan tentang apa yang akan mereka diskusikan. "Apa yang saya katakan kepadanya bukan urusan Anda," kata Trump saat masih ada di Gedung Putih.

Namun pada Jumat, Trump mengatakan bahwa mereka akan membahas perdagangan, perlucutan senjata, dan proteksionisme. "Banyak hal yang sangat positif akan tercita dari perundingan kami," kata Trump dan komentar Trump ini pun diamini oleh Putin. "Saya sepakat dengannya," timpal Putin.

Sebelum terjadi pertemuan bilateral itu, Presiden Trump telah memuji hubungannya yang sangat baik dengan Presiden Putin. "Merupakan kehormatan besar untuk bisa bertatap muka dengan Presiden Putin," kata Trump. "Kami memiliki hubungan yang sangat, sangat baik," imbuh Presiden AS itu.

Undangan ke Russia

Sementara itu penasihat kebijakan luar negeri Russia, Yury Ushakov, mengatakan dalam pertemuan antara pemimpin AS-Russia itu, Presiden Putin telah mengundang Presiden Trump untuk berkunjung ke Russia pada Mei untuk menghadiri peringatan 75 tahun kemenangan Russia atas pasukan Nazi Jerman.

"Trump merespons dengan sangat positif," kata Ushakov seperti dikutip laman berita Russia 24.

Hubungan antara AS-Russia bisa dikatakan kurang harmonis karena kedua negara adidaya itu berseteru terkait konflik Suriah dan Ukraina. ang/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top