Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pupuk Nasionalisme sambil Menyantap Brongkos

Foto : istimewa

Menikmati Makanan - Sejumlah pengunjung sedang menikmati makanan di Kedai Havelaar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Siang itu saat bertandang ke kedai di kawasan Kelapa Gading, sudah ada beberapa pengunjung yang menunggu pesanan makanan mereka. Saat duduk, langsung disambut pelayan kedai tersebut dengan menyodorkan daftar menunya. Ketika sedang memilih menu yang akan disantap, sayup-sayup terdengar lagu perjuangan yang sedang diputar di kedai tersebut.

Agak lama memilih menunya. Selesai memilih makanan dan minuman yang akan disantap, baru sempat serius mendengarkan lagu-lagu yang diputar. Ternyata lagu-lagu yang diperdengarkan di kedai ini, semuanya bernuansa perjuangan. Lagu-lagu tersebut, antara lain Syukur, Gugur Bunga, Indonesia Jaya, Satu Indonesiaku, Tanah Air, Ibu Pertiwi, Selendang Sutra, Mengheningkan Cipta, Ibu Kita Kartini, dan Desaku.

Itulah keistimewaan yang Koran Jakarta rasakan saat mampir ke Kedai Havelaar yang beralamat di Jalan Boulevard Raya Blok QJ 3/24 Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (7/7). Tidak itu saja, setelah mengamati foto-foto yang ada di tembok kedai ini, juga ada yang menarik.

Di tembok sisi kiri dan kanan terpampang gambar sejumlah tokoh yang mewarnai perjuangan bangsa Indonesia sebelum kemerdekaan, hingga para pahlawan nasional. Mereka, antara lain Multatuli, Ki Hadjar Dewantara, Adnan Kapau Gani, Mgr Albertus Soegijapranoto SJ, Sutan Syharir, Mohammad Hatta, Jenderal Soedirman, Djuanda Kartawidjaja, dan Soekarno.

Ada juga yang membuat penasaran. Di atas meja tempat makanan disajikan ada koran lama, yang berfungsi sebagai alas. Dikatakan lama karena ejaan bahasanya masih ejaan lama. Koran ini memang dibuat khusus oleh pengelola kedai ini. Nama koran tersebut Rakjat. Koran ini memuat informasi tempo dulu. Koran ini memuat pengetahuan umum, khususnya tentang sejarah Indonesia.

Simak saja dari judul-judulnya, antara lain Kejamnya Cultuurstelsel, Tiga Tokoh Penentang Tanam Paksa, VOC Kongsi Dagang yang Memiliki Tentara, Boedi Oetomo Awal Kebangkitan Bangsa, Dua Douwes Dekker dalam Sejarah Indonesia, National Indische Partij Partai Politik Pertama. Ada juga judul lainnya, Jalan Anyer - Panarukan, Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia, dan Politik Etis dan Nasionalisme Indonesia.

"Jika penasaran dan belum sempat membaca semua isinya, selembar koran yang menjadi alas makanan tersebut bisa dibawa pulang," kata pemilik Kedai Havelaar, Yusephine Dwi Sulistyawati.

Menu Tradisional

Menurut Yusephine, kehadiran kedai ini terinspirasi oleh novel karya Multatuli yang berjudul Max Hevelaar. Kedai dengan menu tradisional, antara lain sate kambing, tongseng, brongkos, rawon, sayur lodeh, wedang ronde ngalun-alun, wedang asam jawa, dan lain-lain ini berkomitmen terus menjaga rasa dan jiwa nasionalisme. Perlu terus mengobarkan api nasionalisme rakyatnya, terutama kepada mereka yang berkenan mampir di Kedai Havelaar.

"Di dalam novel Max Havelaar, Multatuli sungguh sangat menghargai karya masyarakat pribumi Indonesia. Kami pun menjual produk-produk makanan tradisional Jawa. Maka dari itu menu-menu makanan yang kami sajikan adalah menu-menu makanan yang sangat disukai oleh para pejuang kemerdekaan dan masyarakat pada umumnya," kata Yusephine.

Yusephine pun memberi contoh, Bung Karno sangat menyukai sayur lodeh, tempe goreng, rawon, dan sate. Bung Hatta menyukai sayur buncis dan sate. Jenderal Sudirman sangat menyukai minum teh, Sri Sultan HB IX sangat menyukai sate kambing. Sutan Syahrir kesukaannya juga sate kambing.

Melalui Kedai Havelaar ini, Yusephine mencoba mengingatkan kembali sejarah bangsa ini agar kecintaan rakyatnya pada negerinya terus tumbuh dan terjaga selama-lamanya. Kedai Havelaar menjadikan sebagian makanan dan minuman tradisional khas Jawa yang kaya akan bumbu rempah ini menjadi menu pilihan.

Melalui menu yang ada, tambah Yusephine, dicoba agar makanan tersebut bisa menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Makanan tradisional yang lezat harus tertap berkuasa dan jaya di tengah membanjirnya produk makanan dari luar negeri. Masakan Havelaar menggunakan bahan-bahan dan bumbu-bumbu rempah terbaik yang diambil dari bumi Nusantara. Diolah dengan cara tradisional oleh juru masak yang berpengalaman.

"Menu khas Jawa cukup lengkap. Kami membawa masakan ala rumahan Jawa yang menyehatkan sehingga cocok untuk warga yang ingin menjaga kesehatan dalam kesehariannya. Menyehatkan karena dalam semua menunya, kami tanpa penyedap rasa, pecin (mecin)," kata Yusephine.

mar/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Marcellus Widiarto

Komentar

Komentar
()

Top