Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pummach, Makan Kerang Tanpa Rasa Bersalah

Foto : koran jakarta/SELO CAHYO

Alat Pummach - Penyerahan alat Pummach oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T), kepada Munawar (tiga dari kanan), selaku Sekretaris Komunitas Nelayan Kerang, di Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati, Kabpaten Sidoarjo.

A   A   A   Pengaturan Font

Bagi penggemar seafood, olahan kerang tentu sudah bukan menu yang asing lagi. Selain rasanya yang lezat serta dapat dimasak dengan beragam cara, kerang merupakan biota laut yang kaya gizi dan relatif tidak semahal jenis seafood lainnya, semisal kepiting atau lobster. Sayangnya, selama ini di dalam kerang terdapat kandungan kadar logam berat, seperti timbal (Pb), cadmium (Cd) dan merkuri (Hg) yang sangat berbahaya. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang terpapar timbal (Pb) tinggi bisa menyebabkan keracunan, diare, dan pingsan mendadak.

Sementara mengonsumsi makanan yang terpapar cadmium (Cd) bisa merusak hati, paru-paru, dan ginjal, sedangkan makanan yang terpapar merkuri (Hg) bisa menyebabkan rusaknya jaringan kulit hingga saraf. Berangkat dari kenyataan itulah, lima orang mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat inovasi dan berhasil membuat alat yang bisa untuk menurunkan kadar logam berat tersebut. Alat tersebut diberi nama Pummach (Depuration Mini Machine) yang mudah dioperasionalkan di kalangan nelayan.

Kelima mahasiswa dari lintas fakultas di Unair itu adalah Oktavia Arini Zuhriastuti (S-1 Budi Daya Perairan, 2014) sebagai ketua tim, Moch. Yazid Abdul Zalalil Amin (D-3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2014), Luqmanul Hakim (S-1 Pendidikan Dokter Gigi, 2014), Ria Setiawati (S-1 Pendidikan Dokter, 2014) dan Abdul Hamid (D-3 Otomasi Sistem Instrumentasi, 2015).

Dengan bimbingan Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair, Endang Dewi Masithah, inovasi dan kreativitas itu dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T), dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kemenristekdikti tahun 2017. Ketua Tim PKM-T, Oktavia Arini Zuhriastuti, menjelaskan latar belakang digagasnya Pummach karena laut sebagai tempat bermuaranya berbagai saluran air sehingga menjadi tempat berkumpulnya berbagai zat pencemar lingkungan.

Salah satu zat yang berbahaya itu adalah logam berat. Keberadaan logam berat di perairan sangat berbahaya, baik secara langsung untuk kehidupan biota laut maupun secara tak langsung bagi kesehatan manusia. "Di sisi lain, di antara biota laut yang dapat terpapar logam berat adalah kerang. Hal ini karena kerang bisa hidup dengan cara filter feeder (menyerap dan menyaring makanan di lingkungan habitatnya). Jadi, kerang dapat mengolah dan mentransformasi setiap logam berat yang masuk dalam tubuh dan menyebabkan kerang dapat bertahan hidup.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top