Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemberantasan Korupsi I Sejumlah Menteri Jadi Terdakwa dan Dipecat dari Jabatannya

Puluhan Pejabat Vietnam Diadili Karena Suap

Foto : AFP/Anh TUC

Tersangka Koruptor I Mantan Wakil Menteri Luar Negeri Vietnam, To Anh Dung, dikawal dua polisi ketika dibawa ke pengadilan untuk disidang dalam kasus korupsi terkait penerbangan repatriasi selama pandemi Covid-19, Selasa (11/7). Selain Dung, sejumlah lebih dari 50 pejabat Vienam juga diadili terkait kasus ini.

A   A   A   Pengaturan Font

HANOI - Lebih dari 50 pejabat Vienam pada Selasa (11/7) diadili atas dugaan kasus korupsi terkait penerbangan repatriasi selama pandemi Covid-19. Skandal tersebut juga menyebabkan beberapa menteri senior pemerintah akhirnya dipecat.

Kasus ini adalah bagian dari gerakan antikorupsi besar-besaran, yang juga membuat Presiden Nguyen Xuan Phuc mendadak mengundurkan diri pada awal tahun ini. Langkah besar itu sebelumnya tidak pernah terjadi di negara komunis Vietnam, di mana perubahan politik biasanya dilakukan dengan sangat hati-hati.

Pada Selasa pagi, media pemerintah Vietnam merilis foto-foto para terdakwa yang mengenakan masker, saat mereka digiring oleh polisi berseragam ke gedung pengadilan di pusat Kota Hanoi, tempat di mana para terdakwa akan menjalani pemeriksaan keamanan.

Di antara para terdakwa yang diadili, termasuk mantan Wakil Wali Kota Hanoi, Chu Xuan Dung, dan mantan Duta Besar Vietnam untuk Jepang, Vu Hong Nam. "Masing-masing dari mereka telah memberikan lebih dari 75.000 dollar AS kepada negara sebagai uang ganti rugi," tulis media pemerintah,VNExpress.

Awal pekan ini, surat kabar milik pemerintah,Thanh Nien, juga mengatakan bahwa jaksa penuntut akan menjatuhkan dakwaan kepada 21 pejabat dan PNS karena menerima hampir 7 juta dollar AS lebih dari 100 perusahaan untuk menangani prosedur administratif repatriasi.

"Sedangkan, 33 orang lainnya akan menghadapi berbagai dakwaan lain, termasuk menawarkan atau menjadi perantara kasus suap, penipuan, dan penyalahgunaan wewenang," tulis surat kabar tersebut. "Jumlah total uang yang terlibat dalam kasus suap tersebut mencapai total 9,5 juta dollar AS," tulisThanh Nienpada Senin (10/7). "Jumlah tersebut termasuk dana suap sebesar 2,65 juta dollar AS, yang diberikan kepada pejabat polisi untuk menghindari penuntutan," imbuh surat kabar tersebut.

Terancam Hukuman Mati

Setidaknya 18 terdakwa, termasuk mantan Wakil Menteri Luar Negeri To Anh Dung dan mantan Asisten Wakil Perdana Menteri Nguyen Quang Linh, terancam menghadapi hukuman mati jika mereka terbukti bersalah.

"Mantan Sekretaris Wakil Menteri Kesehatan Pham Trung Kien juga diduga telah menerima 253 kasus suap selama 11 bulan, dengan total dana suap yang diterima sebesar 1,8 juta dollar AS," ungkapVNExpressedisi Selasa.

Pada awal tahun 2020, Vietnam telah menutup diri dari dunia luar dalam upaya memperlambat penyebaran virus korona dan menyelenggarakan hampir 800 penerbangan khusus untuk membawa pulang warganya dari 60 negara.

Namun, warga Vietnam harus menghadapi prosedur yang rumit dan wajib membayar harga tiket pesawat serta biaya karantina yang sangat mahal untuk bisa kembali pulang ke Vietnam, menurut laporan media resmi Vietnam.

To Anh Dung diduga telah menerima dana suap sebesar 910.000 dollar AS, untuk menambahkan beberapa perusahaan ke dalam daftar penyedia penerbangan repatriasi.

Kasus korupsi ini muncul sebagai bagian dari kampanye antikorupsi yang telah melibatkan sejumlah transaksi selama respons pandemi Covid-19 berlangsung di Vietnam.

Pada awal tahun ini, Majelis Nasional telah memberhentikan Pham Binh Minh dan Vu Duc Dam dari posisi mereka, di mana Minh merupakan mantan Menlu Vietnam, sementara Dam bertanggung jawab atas penanganan pandemi Covid-19 di negara itu.

Setidaknya 100 pejabat dan pebisnis, termasuk asisten Dam, juga telah ditangkap sehubungan dengan skandal yang melibatkan distribusi alat tes Covid-19 di Vietnam.

Pembersihan yang dipimpin oleh Sekjen Partai Komunis Nguyen Phu Trong ini juga telah menjatuhkan Presiden Phuc, yang bertanggung jawab secara politis atas kekurangan para pejabatnya, demikian pernyataan komite pusat partai itu.

Pengadilan terbuka atas kasus korupsi penerbangan repatriasi, yang merupakan hasil dari investigasi selama satu tahun dan melibatkan lebih dari 100 pengacara itu, akan dijadwalkan berlangsung selama satu bulan ke depan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top