PTV Harus Lahirkan Inovasi

JAKARTA - Perguruan tinggi vokasi (PTV) harus menjadi tempat lahirnya inovasi, sehingga dapat membawa Indonesia ke panggung dunia. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, dalam Forum Konsorsium Program Internasionalisasi, PTV, di Jakarta, Kamis (4/11).

"Vokasi harus semakin kuat dan terus menguatkan Indonesia," ujarnya. Dia menekankan, lulusan PTV harus tangguh dan siap berkompetisi di panggung global. Nadiem menyebut, mahasiswa vokasi harus memiliki kemampuan dan pengetahuan unggul. Karakternya kuat dan matang.

Menurutnya, kebijakan Kampus Merdeka Vokasi bertujuan melahirkan lulusan perguruan tinggi vokasi yang siap untuk meneruskan studi, bekerja, dan berwirausaha. "Ketiga hal tersebut tentu tidak terbatas dalam skala nasional saja, melainkan juga regional bahkan internasional," jelasnya.

Lebih jauh, Nadiem menambahkan, adanya program internasionalisasi PTV untuk mengembangkan pengelolaan pendidikan tinggi agar mampu menyiapkan generasi bangsa yang siap berkiprah di kancah dunia. Menurutnya, ini harus menjadi batu loncatan menciptakan lebih banyak transformasi dalam memajukan pendidikan vokasi.

"Dengan hadirnya kelas internasional PTV, akan ada lebih banyak lulusan vokasi yang memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia dan dunia," tandasnya. Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, berharap, internasionalisasi PTV akan meningkatkan kapasitas PTV.

Menurutnya, dunia akademik masa mendatang semakin mengglobal. Maka kompetisi pun semakin ketat karena persaingan lintas batas geografis. Wikan menerangkan, kerja sama internasional pendidikan tinggi dalam kegiatan akademik dan profesionalisme makin penting.

"Maka, perguruan tinggi harus memperkuat inovasi, jejaring, dan kolaborasi institusi di dalam maupun luar negeri," ucapnya. Dia menerangkan, internasionalisasi adalah sebuah gejala dan proses yang tidak bisa dihindari. PTV harus terdorong untuk berperan dalam pergaulan internasional, tanpa kehilangan nilai-nilai keindonesiaan.

"Maka dari itu, kerja sama internasional harus didasarkan pada prinsip kesetaraan dan saling menghormati dengan mempromosikan ilmu pengetahuan serta teknologi," katanya.