Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gaya Hidup

Psikolog Menilai "Childfree" adalah Sebuah Pilihan

Foto : ANTARA/Pixabay

Ilustrasi berbincang dengan pasangan.

A   A   A   Pengaturan Font

Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi seseorang untuk childfree. Alasan itu pun bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya

JAKARTA - Psikolog anak dan keluarga Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd memandang bahwa pasangan atau seseorang yang memutuskan untuk tidak memiliki anak atau childfree merupakan sebuah pilihan dan setiap individu mempunyai beragam alasan yang melatarbelakanginya.

Rosdianasaat dihubungi ANTARA, Jumat, menilai ada berbagai alasan yang melatarbelakangi seseorang untukchildfree. Alasan itu pun bisa berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.

"Orang kan suka bilang, 'Mungkin dia masa kecilnya trauma'. Kalau menurut saya, belum tentu, ya. Banyak juga, kok, orang-orang yang trauma terus malah punya anak," kata Rosdiana,yang menempuh pendidikan strata satu psikologi di Universitas Indonesia.

Rosdiana mencontohkan, bagiorang yang berjiwa bebas dan senang bepergian, dia mungkin akan menimbang berkali-kali sebab jika memiliki anak dia tidak akan begitu leluasa dan tentu harus mengemban tanggung jawab untuk mengurus anak.

Contoh lainnya seseorang mungkin memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan ketika masih kecil dan merasa lebih baik untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Ada juga orang yang menyadari bahwa dia belum siap untuk memiliki anak, baik dari segi materi, fisik, maupun mental.

Jika seseorang memang belum siap memiliki anak, Rosdianamenilai alangkah baik ketika dia mengaku tidak siap dan memutuskan untuk sementara waktu tidak punya anak.

Sebelum seseorang masuk ke jenjang pernikahan, psikolog itu mengingatkan pentingnya untuk mendiskusikan berbagai perencanaan di masa depan dengan calon pasangan hidup, termasuk keputusan apakah ingin memiliki anak atau tidak.

Terlepas memilih punya atau tidak punya anak, Rosdiana menambahkan penting juga untuk tetap membicarakan rencana jangka panjang lainnya dengan pasangan dan keluarga, termasuk rencana keuangan, asuransi hingga persiapan jika pensiun.

"Baik mau menikah dengan anak ataupun tidak dengan anak, kita itu (orang tua) sudah harus memikirkan kalau kita tua mau bagaimana," kata Rosdiana.


Redaktur : -
Penulis : Antara, Monik

Komentar

Komentar
()

Top