Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Sampah l ITF Sunter Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Proyek ITF Sunter Habiskan Rp3,5 Triliun

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Intermediate Treatment Facility" (ITF) menjadi peristiwa bersejarah karena menjadi fasilitas terbesar dan pertama di Indonesia.

JAKARTA - Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah dalam Kota (Intermediate Treatment Facility/ITF) Jalan Sunter Agung, Sunter Jaya, Jakarta Utara, dimulai, Kamis (20/12). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut pembangunan ITF menelan biaya 250 juta USD atau setara 3,5 triliun rupiah.

"Jadi investasinya ini 250 juta dollar, kemudian tanya pak Dirut (Dirut PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto) untuk proporsinya. Kemudian ini diharapkan bisa beroperasi lebih dari 25 tahun dan insyallah bisa mengelola sampah dari semua wilayah di Jakarta," ujar Anies, usai meletakkan batu pertama ITF Sunter, di Jakarta Utara, Kamis (20/12).

Hadir pada peletakan batu pertama ITF Sunter, Wakil Ketua DPRD DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Isnawa Adji dan Direktur Utama PT Jakarta Propertindo, Dwi Wahyu Daryoto.

ITF adalah fasilitas pengolahan sampah antara yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah sebesar-besarnya sebelum masuk ke TPA atau tempat pembuangan akhir sampah. ITF biasa juga disebut dengan transfer station yang penting adalah fasilitas yang fungsinya dapat sebesar mungkin mengurangi jumlah sampah yang ditimbun di TPA.

Baca Juga :
Polisi Gadungan

ITF dibangun oleh perusahaan patungan (joint venture) antara PT Jakpro dengan Fortum Finlandia. Anies menyebut, ITF ini menjadi peristiwa bersejarah karena menjadi fasilitas terbesar dan pertama di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Anies melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa tanah yang terletak di Jalan Sunter Permai Raya, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara untuk pembangunan ITF kepada PT Jakarta Propertindo.

"Dulu kita kirimkan sampah itu jauh-jauh. Sekarang kita letakkan di dalam kota dan kita pastikan semua terkelola dengan rapi dan bersih," kata Anies.

Ramah Lingkungan

ITF Sunter ini dipastikan menggunakan teknologi ramah lingkungan yang telah terverifikasi, serta banyak digunakan di negara-negara Eropa dan Asia. Teknologi pengolahan sampah yang diaplikasikan di ITF Sunter ini memenuhi standar emisi Eropa (European Union Directive).

Bahkan, sistem pengolahan gas sisa di ITF Sunter telah dirancang sesuai ketentuan Uni Eropa yang mengacu baku mutu dari European Parliament and The Council Directive No. 2010/75/EU Annex VI. Baku mutu emisi uni Eropa ini dinilai lebih ketat dibandingkan aturan di Indonesia.

"Karena itu, jangan sampai kita membangun sesuatu di 2018 dengan standar yang tertinggal dari tempat lain. Pada soal lingkungan hidup, kita harus meninggikan standar kita," tegasnya.

Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryoto mengatakan, porsi pembiayaan ITF Sunter itu lebih didominasi pinjaman dari Bank Dunia. Dia memastikan, pembiayaan ITF yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI itu sangat kecil ketimbang porsi investasi perusahaan luar.

"Jangka pengembaliannya selama masa konsesi gitu ya dan banyak skenario yang akan kita pikirkan bila perlu nanti siapa tahu lembaga pembiayaan tersebut akan masuk dalam organisasi JV-nya sebagai investor," tegas Dwi. pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top