Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanaman Modal | Pemerintah Targetkan Investasi pada 2022 sebesar Rp1.100-1.200 Triliun

Promosi Investasi Perlu Diperbaiki

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

ANGGARAN TURUN | Menteri Investasi/ Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersiap mengkuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/6). Dalam rapat itu, Bahlil mengungkapkan pagu indikatif Kementerian Investasi/ BKPM pada 2022 sebesar 711,51 miliar rupiah, lebih rendah dibandingkan anggaran pada 2021 sebesar 930 miliar rupiah.

A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia dapat menargetkan promosi investasi pada sektor berbasis ekonomi hijau, sesuai dengan arah perkembangan tren global saat ini.

JAKARTA - Pemerintah perlu menyusun sejumlah strategi guna mendorong masuknya investasi ke Indonesia dan memaksimalkan efektivitas Undang-Undang Cipta Kerja. Ke depan, investasi terus digenjot untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang selama ini bertumpu pada konsumsi domestik.

Direktur CELIOS (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira menyatakan pemerintah perlu memperbaiki pola promosi investasi Indonesia, salah satu caranya dengan menargetkan pada sektor tertentu. Dia mencontohkan, Indonesia dapat menargetkan promosi investasi pada sektor yang berbasis ekonomi hijau sesuai dengan arah perkembangan global.

"Arah dunia ini kepada energi yang terbarukan jadi harusnya kita juga mulai menargetkan potensi investasi di sektor yang spesifik. Jadi lebih fokus," katanya di Jakarta, Selasa (8/6).

Dia menambahkan pemerintah daerah harus berkontribusi menciptakan inisiatif dan inovasi dalam rangka mendorong semangat deregulasi UU Cipta Kerja. Inisiatif dan inovasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah daerah salah satunya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung investasi.

Menurut dia, komunikasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah juga harus lebih ditingkatkan karena banyak realisasi investasi yang macet seiring adanya masalah di daerah.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail

Komentar

Komentar
()

Top