Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Komoditas Dunia

Program Vaksinasi Dorong Ekspor Sawit

Foto : istimewa

Kebun kelapa sawit

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriyono optimistis ekspor sawit tahun ini meningkat seiring dengan adanya vaksin. Permintaan tahun ini, terang dia, bergantung pada program vaksinasi yang sedang berjalan.

Di sisi lain, meningkatkatnya permintaan pasar global karena sejumlah negara terpaksa membuka kembali pembatasana karena pertimbangan ekonomi.

"Kami perkirakan ekspor sawit tahun ini meningkat 10,29 persen dari tahun lalu atau mencapai 37,5 juta ton," ucapnya saat menggelar diskusi virtual memperingati 40 tahun Gapki berkarya di Tanah Air yang diselenggarakan bersama Forum Pimred di Jakarta, Kamis (4/2) malam.

Kendati lebih tinggi dari tahun lalu, Joko mengakui realisasi ekspor minyak sawit tahun ini tidak lebih tinggi dari beberapa tahun sebelumnya. Tahun ini, ekspor minyak sawit mentah diproyeksikan mencapai sebesar 7,5 juta ton, tumbuh 4,6 persen dibanding tahun lalu (yoy). Ekspor olahan crude palm oil (CPO) diperkirakan sebesar 24 juta ton atau tumbuh 13,7 persen, sedangkan laurik mencapai 1,8 juta ton atau turun 1,7 persen dan oleokimia sebesar 4,2 juta ton.

"Jika (program) vaksinasi cepat selesai, maka pasar akan cepat recovery sehingga demand segera pulih," ucapnya.

Joko melanjutkan ekspor sawit RI sepanjang tahun lalu didominasi berbagai produk hilir. Volume ekspor minyak sawit Indonesia pada 2020 sebesar 34,0 juta ton, lebih rendah dibandingkan performa pada 2019 sebesar 37,39 juta ton. Namun, nilai ekspor dari CPO tahun lalu kalah dari volume ekspor produk hilir. "Volume ekspor untuk CPO hanya 7,1 juta ton. Produk-produk hilir mendominasi," ujar Joko.

Primadona Ekspor

Joko menjelaskan ekspor terbanyak produk sawit tahun lalu dalam bentuk CPO diproses (diolah). Ada yang diolah lebih lanjut dalam bentuk oleochemicals.

Joko menjelaskan subsektor sawit menyumbang ke PDB sebesar 22,97 miliar dollar AS.

Joko mengakui adanya ancaman baru di pasar ekspor seiring berjangkit kembalinya Covid-19 di Tiongkok serta penyebaran African Swine Fever. Tantangan lainnya soal pengetatan regulasi di Uni Eropa.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top