Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kualitas Ekonomi l Terdampak Kenaikan Harga BBM, Angka Kemiskinan pada Maret Diprediksi Naik

Program Pemberdayaan Perlu Dipacu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Program perlindungan sosial selama ini hanya fokus pada upaya merawat agar tidak ada penambahan orang miskin, tetapi be¬lum menyasar pada upaya mengeluarkan orang-orang miskin dari garis kemiskinan.

JAKARTA - Angka kemiskinan meningkat pada Maret 2023 sebagai dampak lanjutan dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Program perlindungan sosial dinilai tak akan efektif mengurangi angka kemiskinan.

Sebaliknya, jika program tersebut dihentikan, angka kemiskinan berpotensi bertambah. Tak hanya itu, apabila dilakukan dalam jangka panjang, program bantuan langsung ke masyarakat tersebut dapat membebani keuangan negara (APBN).

"Ketika terjadi goncangan baik yang bersifat langsung karena ada kebijakan di dalam negeri maupun tidak langsung bertransmisi lewat katakanlah harga minyak, mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan akan rentan jatuh ke kemiskinan," kata peneliti Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abdul Manap Pulungan, dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Selasa (7/2).

Persentase penduduk miskin pada September 2022 sebesar 9,57 persen, meningkat 0,03 persen poin terhadap Maret 2022. Dengan situasi kenaikan harga BBM yang tetap dirasakan mulai Oktober hingga Januari 2023 maka efeknya akan terjadi pada Maret 2023, sehingga diperkirakan angka kemiskinan makin meningkat.

Persoalan kenaikan harga beras hingga kelangkaan MinyaKita menjadi tanda tekanan pada masyarakat miskin. Di sisi lain, kenaikan cukai akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga miskin untuk rokok.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top