Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Program Edukasi Penghematan dan Daur Ulang Air Diluncurkan

Foto : istimewa

daur ulang air

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kurangnya ketersediaan air bersih di permukaan menjadikan air tanah sebagai penopang utama kebutuhan air bersih oleh masyarakat. Data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional RI menunjukkan, saat ini 80 persen kebutuhan air bersih khususnya di wilayah perkotaan, pusat industri dan permukiman padat berasal dari air tanah.

Dosen Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) Dr. Hayati Sari Hasibuan, S.T., M.T., mengungkapkan rata-rata pemakaian air bersih di rumah tangga di perkotaan Indonesia adalah 169,11 liter per orang per hari. Jika 50 juta keluarga Indonesia bisa menghemat air, maka diperkirakan dapat membantu 15 juta keluarga yang tidak punya akses terhadap air bersih.

"Untuk itu, harus dimulai perilaku memanfaatkan dan mengelola air yang lebih bijak, tidak hanya di ruang lingkup rumah tangga, namun juga saat menggunakan air di fasilitas umum seperti masjid, agar kita bisa menjaga keberlanjutan pasokan air bersih dan mengurangi ketergantungan pada air tanah," ujar dia di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu (2/8).

Ia menerangkan, salah satu fasilitas umum yang banyak menggunakan air adalah masjid. Dari data yang dikumpulkan oleh Sekolah Ilmu Lingkungan UI (SIL UI), dari empat masjid di wilayah Jadebek, yaitu Masjid Istiqlal, Masjid Arief Rahman Hakim di UI Salemba, Masjid Ukhuwah Islamiyah di UI Depok, dan Masjid Agung At-Tin diperoleh angka rata-rata jumlah volume air yang terbuang jika tidak dimanfaatkan adalah sebanyak 6.000-58.000 liter per hari.

Seluruhnya merupakan air limbah non industri (grey water) yang sangat potensial untuk diolah kembali sebagai bagian dari upaya mengurangi pemborosan penggunaan air bersih. Melalui teknologi daur ulang (water recycling) melalui proses fisika, kimiawi dan biologis dapat menghasilkan air daur ulang yang aman digunakan untuk berbagai kebutuhan di area masjid. Pemrosesan dan penggunaan air daur ulang ini juga telah diatur oleh Fatwa MUI nomor 2 tahun 2010 tentang Air Daur Ulang.

Di balik fakta ini, masjid juga memiliki potensi yang sangat besar sebagai tempat untuk memulai dan menyebarluaskan edukasi kebiasaan baik dalam menghemat dan memanfaatkan air bersih. Masjid Istiqlal contohnya, memiliki jumlah penggunaan air rata-rata sebesar 13.958 liter per hari. Air yang ada sebagian besarnya dipergunakan untuk wudhu. Dalam sekali wudhu diperlukan air antara 1,5-2 liter per per orang.

Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A, menerangkan, Rasulullah mengajarkan untuk berwudhu dengan sangat hemat, yaitu sebanyak 1 mud saja. Angka ini setara dengan cakupan dua telapak tangan dewasa dalam 1 kali wudhu.

"Tentunya ajaran ini semakin relevan dengan kondisi krisis air bersih seperti sekarang. Oleh karena itu, teladan bijak mengelola dan memanfaatkan air sudah selayaknya bermula dari masjid," ujarnya.

Untuk mengedukasi tentang pentingnya menghemat air Unilever Indonesia meluncurkan program Water Stewardship di lingkungan masjid. Pada program ini, selain memberikan dukungan berupa penerapan teknologi dan infrastruktur tata kelola air, juga ingin mengedukasi lebih banyak masyarakat untuk memulai kebiasaan menggunakan air dengan lebih bijak.

Berkolaborasi dengan SIL UI, program ini akan segera diimplementasikan di empat masjid di wilayah Jakarta, Depok dan Bekasi sebagaipilot project,termasuk empat masjid tersebut. Untuk Masjid Agung At-Tin program yang dilakukan dengan sistem pemanenan air hujan.

Sedangkan untuk Masjid Istiqlal menggunakan teknologi daur ulang air dan sistem pemanenan air hujan. Selain itu juga juga menggunakan gerobak listrik pembawa tangki air dari hasil daur ulang dan penampungan air hujan.

"Air hujan yang biasanya terbuang sia-sia. Melalui sistem Pemanenan Air Hujan yang melibatkan penampungan dan beberapa tahapan filterisasi, air hujan dapat digunakan sebagai air baku dengan atau tanpa pengolahan lebih lanjut, karena relatif lebih bersih," terang Hayati.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia, Tbk., Nurdiana Darus menerangkan, melalui Program Water Stewardship pihaknya ingin berkontribusi dalam mengatasi krisis air bersih yang dihadapi dunia, termasuk di Indonesia. Strategi yang dilakukan penatagunaan air dalam bentuk upaya efisiensi dan daur ulang air, yang diawali dari lingkungan terkecil yaitu di pabrik-pabrik kami.

"Selaian itu untuk memberi manfaat yang lebih luas, kami turut melakukan upaya konservasi dan peningkatan pasokan air bersih di level komunitas, seperti pesantren dan lingkungan masjid," paparnya pada kesempatan tersebut.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top