![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Program Cek Kesehatan Gratis Dapat Sambutan Luar Biasa dari Masyarakat
Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto.
Foto: IstimewaMenkes mengungkapkan lebih dari 17 ribu warga memanfaatkan cek kesehatan gratis di seluruh Indonesia di hari pertama program itu bergulir.
SURABAYA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa lebih dari 17 ribu warga memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di seluruh Indonesia hingga pukul 11.00 WIB, yang diperkirakan terus bertambah hingga operasional puskesmas berakhir pukul 14.00 WIB.
“Sudah ada 17 ribu itu yang diperiksa di seluruh Indonesia,” kata Budi saat memantau program CKG di Puskesmas Manukan Kulon, Surabaya, Jawa Timur, Senin (10/2).
Ia menyebut program yang digagas pemerintah pusat tersebut bertujuan agar masyarakat lebih sehat dengan langkah pemeriksaan awal atau deteksi dini tersebut.
Dengan adanya langkah deteksi dini, lanjutnya, diharapkan penanganan bisa dilakukan lebih awal dan biaya pengobatan pasien juga bisa ditekan.
“Semua macam penyakit, kanker, stroke, jantung, ginjal, itu sebenarnya penyakit kronis yang butuh waktu lima tahun sampai benar-benar parah. Kalau ketahuannya sejak dini, itu bisa ditangani dengan baik, jauh lebih murah juga,” jelasnya.
Budi menjelaskan inti dari program ini ialah bukan untuk mengobati masyarakat yang dalam kondisi sakit, tapi menjaga warga tetap sehat dengan deteksi dini.
Dalam cek kesehatan ini, warga akan menjalani minimal pemeriksaan tekanan darah, gula darah, lemak darah dan kolesterol.
Sementara itu, untuk pasien yang tidak memiliki ponsel, sehingga tidak dapat mendaftar pemeriksaan kesehatan gratis melalui aplikasi Satu Sehat tetap akan dilayani dalam program CKG. Sebagai alternatif, pasien dapat mengisi formulir digital melalui Google Form.
“Kita sebenarnya dari cek kesehatan ini bisa tahu profilnya. Feeling saya dari cek kesehatan itu kan seperti statistik, biasanya hanya diambil sampel 100 ribu atau 200 ribu jiwa. Kalau ini benar-benar seluruhnya, 280 juta jiwa penduduk Indonesia bisa kita lihat sebarannya,” ujar Budi.
Menurut Menkes, program CKG menjadi langkah strategis dalam mendeteksi dini penyakit kronis yang sering dianggap remeh, seperti hipertensi dan diabetes. “Padahal, jika tidak ditangani, empat hingga lima tahun ke depan bisa menyebabkan gangguan ginjal, kebutaan, kanker, hingga penyakit jantung yang berujung pada kematian,” tuturnya.
Menkes mengimbau masyarakat untuk mengunduh aplikasi Satu Sehat, karena dapat mempermudah pencatatan rekam medis dan mendukung proses profiling kesehatan nasional.
Ia menekankan bahwa jika dalam pemeriksaan ditemukan pasien dengan penyakit kronis, mereka akan segera dirujuk ke rumah sakit dan diwajibkan memiliki BPJS Kesehatan.
Program CKG diharapkan dapat meningkatkan angka harapan hidup masyarakat Indonesia yang saat ini berada di kisaran 74 tahun. Diketahui, sebanyak 10.200 puskesmas telah siap melaksanakan program Cek Kesehatan Gratis di seluruh Indonesia.
Masyarakat Bawah
Program CKG butuh sosialisasi agar masyarakat bisa memanfaatkan program tersebut. Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, mengatakan, momentum ulang tahun untuk mengakses program tersebut bisa membuat program tidak optimal, terutama lansia dan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
“Oleh karena itu, menurutnya diperlukan sosialisasi yang masif agar masyarakat mengetahui hak mereka untuk mendapatkan pemeriksaan gratis pada hari ulang tahun mereka,” ujar Edy, Senin.
Dia menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengawasan ke beberapa provinsi guna melihat langsung kondisi fasilitas kesehatan yang akan digunakan untuk pemeriksaan gratis. Dari hasil pengawasan, masih ditemukan sejumlah kendala seperti kesiapan sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana pendukung pemeriksaan, serta pemetaan target sasaran.
“Ini harus dikawal dengan baik agar tidak terjadi lonjakan pasien yang tidak dapat ditangani oleh tenaga kesehatan dan fasilitas yang tersedia. Meskipun ada kuota harian, menurutnya masyarakat bisa kebagian kuota sehingga harus datang di lain waktu,” jelasnya.
Edy mengungkapkan, masih ditemukan puskesmas di wilayah perkotaan yang memiliki keterbatasan alat pemeriksaan. Menurutnya, kondisi di daerah terpencil, bahkan lebih membutuhkan.
Dia menyatakan, kondisi tersebut menjadi perhatian serius agar tidak terjadi ketimpangan antara program nasional dengan kondisi fasilitas kesehatan di daerah. Terutama untuk pemeriksaan-pemeriksaan penting seperti deteksi kanker serviks.
Dia juga menyarankan, program cek kesehatan gratis ini harus diintegrasikan dengan layanan BPJS Kesehatan yang memiliki program serupa. Selain itu, jika masyarakat mengetahui kondisi kesehatannya setelah menjalani CKG, mereka tentu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. ruf/Ant/S-2
Berita Trending
- 1 Anggota Komisi IX DPR RI Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Kurangi Layanan Kesehatan Warga
- 2 Menteri Kebudayaan Fadli Zon Kunjungi Masjid Sultan Suriansyah Banjarmasin
- 3 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 4 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 5 Warga Kupang Terdampak Longsor Butuh Makanan dan Pakaian
Berita Terkini
-
Mengejutkan! Ini Komentar Carlos Pena Soal Rentetan Hasil Buruk Persija
-
Wow! Kiprah Band Green Day akan Digarap jadi Film Komedi
-
Peduli Bencana, ASDP Salurkan 750 Paket Bantuan untuk Korban Banjir di Lampung
-
Terkait Mekanisme Elpiji 3 Kg, Pemprov DKI Harus Sering Berdiskusi dengan Pusat
-
Muhaimin Iskandar Sebut Sistem Data Tunggal Masyarakat Perlu Diperkuat AI