Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Prioritas

Produsen Keramik Diminta Tingkatkan Ekspor

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah meminta pelaku usaha industri keramika meningkatkan kinerja ekspornya. Pasalnya, banyak kemudahan yang telah diberikan kepada sektor tersebut sehingga tidak ada lagi alasan untuk tidak memacu ekspor.

Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto menyebutkan industri keramik merupakan industri padat modal dan energi yang saat ini sedang bangkit kembali untuk menguasai pasar dalam negeri. Sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035, industri keramik salah satu industri prioritas.

Dalam rangka mendorong daya saing industri keramik, baik di pasar domestik maupun global, pemerintah meluncurkan kebijakan safeguard atau pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) impor produk keramik yang berlaku sejak Oktober 2018.

Pengenaan BMTP ini akibat terjadinya lonjakan impor produk keramik dari Tiongkok. Langkah safeguard untuk mencegah ancaman kerugian dan memberikan kesempatan kepada industri lokal guna menyesuaikan secara struktural.

Lalu, untuk meningkatkan daya saing industri keramik dalam negeri, Pemerintah telah menaikkan pajak penghasilan (PPh) impor (Pasal 22) komoditi keramik menjadi 7,5 persen sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 110/PMK.010/2018 yang berlaku sejak tanggal 12 September 2018.

"Artinya, tidak ada alasan bagi industri keramik untuk tidak meningkatkan ekspornya," ungkap Airlangga saat membuka Pameran Keramika di Jakarta, Kamis (14/3).

Pemerintah, lanjut Airlangga, senantiasa mengamankan pasokan bahan baku untuk industri keramik dari dalam negeri sebagai competitive advantage, seperti tanah liat, feldspar, pasir silika, dolomite, limestone, dan lainnya. Terkait gas bumi sebagai bahan bakar untuk industri keramik, pemerintah terus mengupayakan adanya jaminan pasokan dan harga yang ideal dan kompetitif.

Airlangga meminta pelaku industri keramik memperbaiki struktur industri dengan memperluas lini produksi, efisiensi melalui penerapan praktik dan teknologi terbaik, memodernisasi pabrik dengan penggunaan teknologi digital printing dan digital glazing yang mampu memproduksi keramik dengan ukuran besar.

Diversifikasi Produk

Selain itu sektor ini juga diminta untuk melakukan diversifikasi produk dengan memproduksi jenis ubin terkini seperti ubin tiga dimensi, porcelain slab, dan ubin vitrifikasi, serta inovasi desain ubin keramik yang mengikuti tren terkini berciri khas dan original.

Industri yang menyerap tenaga kerja sebanyak 150.000 orang ini juga masih prospektif untuk pasar domestik, mengingat konsumsi keramik nasional per kapita sekitar 1,5 meter persegi (m2), lebih rendah dibandingkan konsumsi ideal dunia lebih dari 3 m2. ers/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top