Produsen Jangan Tahan Obat untuk Pasien
Pedagang menata obat di salah satu toko di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (8/7/2021).
Instalasi Farmasi pusat dan 34 Dinas Kesehatan Provinsi menyimpan obat sebagai buffer stock untuk kita apabila stok-stok obat di lapangan kosong.
JAKARTA - Produsen obat, baik industri, pedagang besar farmasi, maupun pelaku usaha lainnya jangan menahan obat bagi masyarakat. Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Arianti Anaya, dalam keterangan Pers Penanganan Kelangkaan Obat-obatan Covid-19, di Jakarta, Sabtu (10/7).
"Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat sehingga dapat diakses masyarakat secepatnya," ujarnya. Dia menambahkan, peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 beriringan dengan tingginya kebutuhan obat, terutama obat terapi Covid-19.
Dia menjelaskan sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang terbukti secara klinis untuk mengobati pasien Covid-19. Namun, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan beberapa obat yang dianggap potensial dan sudah dapat dipakai dalam penanganan terapi Covid-19.
Dia sudah mengecek stok obat. Dari pengecekan, stok masih cukup di tengah kasus Covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan," jelasnya.
Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Komentar
()Muat lainnya