Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Farmasi

Produsen Jangan Tahan Obat untuk Pasien

Foto : ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj

Pedagang menata obat di salah satu toko di Pasar Pramuka, Jakarta, Kamis (8/7/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Produsen obat, baik industri, pedagang besar farmasi, maupun pelaku usaha lainnya jangan menahan obat bagi masyarakat. Demikian disampaikan Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Arianti Anaya, dalam keterangan Pers Penanganan Kelangkaan Obat-obatan Covid-19, di Jakarta, Sabtu (10/7).

"Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat sehingga dapat diakses masyarakat secepatnya," ujarnya. Dia menambahkan, peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 beriringan dengan tingginya kebutuhan obat, terutama obat terapi Covid-19.

Dia menjelaskan sampai saat ini masih belum ditemukan obat yang terbukti secara klinis untuk mengobati pasien Covid-19. Namun, pemerintah terus berupaya menjaga ketersediaan beberapa obat yang dianggap potensial dan sudah dapat dipakai dalam penanganan terapi Covid-19.

Dia sudah mengecek stok obat. Dari pengecekan, stok masih cukup di tengah kasus Covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan," jelasnya.

Ketersediaan

Lebih jauh, Arianti menjelaskan saat ini stok obat terapi Covid-19 cukup banyak. Untuk Oseltamivir kapsul ada 11,6 juta tablet, Favipiravir ada 24,4 juta tablet, Remdesivir 148.891 vial. "Memang remdesivir ini kelihatannya stok kita ada 148.891. Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam 1 sampai 2 hari," katanya.

Selanjutnya, kata dia, Azythromycin tersedia 12,3 juta tablet dan Tocilizumab 421 tablet. Sedangkan stok Multivitamin sebanyak 75,9 juta tablet. Khusus Tocilizumab hanya digunakan untuk kasus kritis. Ketersediaan saat ini sudah mencukup. Pemerintah juga telah menambah stok Tocilizumab yang dalam 1 sampai 2 hari ke depan stok akan bertambah.

Dia menerangkan semua stok obat tersebut ada di Dinas Kesehatan Provinsi, Instalasi Farmasi Pusat, industri farmasi dan PBF, rumah sakit, dan apotek. Instalasi Farmasi pusat dan 34 Dinas Kesehatan Provinsi menyimpan obat sebagai buffer stock untuk kita apabila stok-stok obat di lapangan kosong.

"Sehingga kita harapkan masyarakat tetap bisa mendapat pelayanan terhadap obat-obatan yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19," katanya. Dia menerangkan masyarakat bisa melihat ketersediaan obat-obatan tersebut melalui aplikasi atau laman farmaplus.kemkes.go.id. Dengan begitu, masyarakat bisa dengan mudah mengakses ketersediaan obat sebelum membelinya.

"Obat-obatan terapi Covid-19 harus dibeli dengan menggunakan resep dokter karena obat tersebut mempunyai risiko kalau digunakan tidak sesuai dengan resep dokter. Maka obat ini malah akan menjadi racun, tidak menyembuhkan. Itu yang harus dipahami masyarakat," tandasnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top