Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Bisnis

Produsen Baja Kurangi Kapasitas Produksi

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Emiten produsen produk baja, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) akan mengurangi kapasitas produksi dari baja lapis yaitu baja lapis seng (BjLS). "Sebaliknya, perseroan akan memperbesar produk yang memiliki margin penjualan lebih tinggi yaitu baja lapis aluminium seng (BjLAS).

Untuk informasi, saat ini kami memiliki tiga lini produksi baja lapis yaitu BjLS, BjLAS, dan baja lapis aluminium seng berwarna (Saranacolor)," kata Direktur Utama Saranacentral Bajatama, Handaja Susanto di Jakarta, Senin (2/7). Kenaikan bahan baku, menurut Handaja, dari tahun lalu sudah meningkat 30 persen karena Tiongkok mengurangi kapasitas baja sehingga di global harga baja yang sudah naik tidak turun.

"Harga baja sekarang bahan bakunya 10.000 rupiah per kg, awal tahun lalu masih 6.000-7.000 rupiah. Jadi, produk yang tak menguntungkan dikurangi," paparnya. Handaja mengatakan, perusahaan akan menggenjot produksi baja lapis aluminium seng dengan menggelontorkan investasi 7 miliar rupiah. "Nilai investasinya tidak besar namun kami akan terus berinvestasi untuk meningkatkan lini BjLS.

Kenaikan produksi mulai awal tahun ini dan dampaknya sudah terlihat pada April-Mei 2018, dampak full akan terlihat pada tahun depan," ujar Handaja. Tahun lalu, perseroan memproduksi BjLAS sebanyak 4.000-5.000 ton per bulan dan tahun ini ditargetkan dapat meningkat menjadi 6.000-7.000 ton.

Sedangkan, BjLS akan diturunkan kapasitasnya dari 5.000 ton per bulan menjadi 3.000-4.000 ton. BAJA membukukan penjualan bersih sebesar 24,5 persen sepanjang 2017 menjadi 1,22 triliun rupiah dari tahun sebelumnya sebesar 978,84 miliar rupiah.

Kontributor penjualan terbesar yaitu BjLS sebesar 49,8 persen, disusul BjLAS dan Sarana color masing-masing 45,5 persen dan 4,2 persen. Pada periode tersebut perseroan membukukan rugi 22,98 miliar rupiah, setelah sebelumnya raih laba bersih 34,4 miliar rupiah.

Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top