Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Produk Daging Nabati Ramah Lingkungan

Foto : ISTIMEWA

vegetarian

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Organisasi Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO) menyatakan daging sapi merupakan penghasil emisi terbesar karbon mencapai 18 persen. Emisi tersebut melebihi seluruh kendaraan bermotor di dunia.

Salah satu solusi untuk menekan emisi karbon dengan mengurangi konsumsi daging sapi atau produk yang memiliki kandungan daging tersebut. Untuk itu Perusahaan Unilever Food Solutions (UFS) menghadirkan inovasi ragam olahan alternatif daging dari bahan nabati dengan cita rasa dan tekstur yang serupa dengan daging hewani.

Melalui solusi "The Vegetarian Butcher," perusahaan yang bergerak melalui skema business to business (B2B) ingin menggerakkan sebanyak mungkin pebisnis kuliner untuk ikut mendampingi masyarakat menuju pola makan yang lebih bernutrisi dan berdampak positif terhadap kelestarian planet bumi.

Direktur Pelaksana Unilever Food Solutions, Joy Tarigan, menyatakan, "UFS melihat adanya tren pergeseran pilihan konsumen menuju ragam makanan berbasis nabati, baik di tingkat global maupun lokal. Hal ini tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang yang harus disambut baik oleh para pebisnis kuliner," katanya di dalam webinar Selasa (27/4).

The Vegetarian Butcher di Indonesia sejalan dengan aspirasi The Unilever Compass untuk menjadi perusahaan berlandaskan pada tujuan mulia (purpose-led) serta terus relevan dan siap menghadapi masa depan (future-fit). "Salah satu komitmen kami adalah membantu masyarakat melakukan transisi menuju pola makan yang lebih sehat sembari mengurangi dampak lingkungan," lanjut Joy.

Tren gaya hidup flexitarian atau pola makan yang menambah porsi makanan berbasis nabati dan mengurangi porsi protein hewani perlu digalakkan. Dengan cara ini kepedulian terhadap kelestarian lingkungan juga semakin bertumbuh khususnya di kalangan milenial dan Generasi Z yang komposisinya mendominasi penduduk dunia.

The Vegetarian Butcher dimulai pada 2010 dikembangkan oleh Jaap Korteweg, seorang pecinta daging asal Belanda. Ia berinovasi dengan menciptakan aneka olahan daging dari bahan nabati. Dengan cara ini ia ingin mengajak masyarakat dunia memiliki pola makan yang lebih bernutrisi tanpa harus mengorbankan kelezatan, kesehatan, maupun kelestarian hewan dan lingkungan.

Revolusi daging nabati yang diusung oleh The Vegetarian Butcher telah mendefinisi ulang olahan daging agar dapat dinikmati oleh semua kalangan, mulai dari para peminat pola makan berbasis nabati, para pecinta daging hewani sejati, dan juga mereka yang menerapkan gaya hidup vegetarian dan vegan.

"Daging nabati dibuat dari protein kedelai yang berserat tinggi, bersertifikasi halal ini tersedia dalam olahan yang menyerupai cita rasa dan tekstur dari daging ayam dan sapi," ujar Joy.

Kelezatan produk The Vegetarian Butcher telah hadir di lebih dari 30 negara dan telah mendapatkan sejumlah penghargaan bergengsi seperti "Most Animal-friendly Company of the Year" dari People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) pada 2012, menempati peringkat nomor dua pilihan konsumen Belanda dalam Sustainable Brand Index 2021, sebagai "Best Vegan Product" di perhelatan The Vegan.

Sosok selebritas dan pegiat gaya hidup sehat Hamish Daud, mengatakan, "Pola makan kita juga berpengaruh besar terhadap lingkungan kita. Sekarang saya jadi lebih memperhatikan bahan makanan yang saya konsumsi, termasuk beralih ke bahan makanan plant-based yang lebih berkelanjutan," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top