Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pribadi Berkarakter Tak Mudah Terseret Tren

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Judul : Jadilah Diri Sendiri

Penulis : Ahmad Dzikran

Penerbit : Gemilang

Cetakan : Pertama 2018

Ketebalan : 200 halaman

ISBN : 978-602-61173-5-9

Sekarang banyak orang ingin kelihatan hebat dan sukses, sehingga sering harus melakukan beragam cara untuk meniru tren dalam penampilan dan gaya hidup. Akibatnya orang kehilangan karakter dan jati diri. Padahal setiap orang punya ciri khas masing-masing.

Tapi zaman serbadipengaruhi persepsi dan citra sekarang ini memang tidak mudah menjadi seseorang yang memegang teguh prinsip dan berkarakter. Buku Jadilah Diri Sendiri menjelaskan cara menjadi diri sendiri dengan cara menggali dan mengenal diri agar menemukan keunikan, keunggulan, serta bakat untuk dikembangkan membentuk karakter.

Pertama-tama, telaah lebih dalam diri sendiri. Lihat secara jujur sebenarnya diri agar menemukan "nilai inti." Nilai inti bukan tentang pesona fisik sseperti ketampanan atau kecantikan. Ini bukan pula kekayaan atau mode. Nilai inti (core values) adalah prinsip-prinsip moral yang selalu dipegang teguh dan menjadi keyakinan dalam hati. Ini kelebihan pemberian Tuhan (hal 2). Contoh nilai inti: jujur, pekerja keras, berjiwa pemimpin, dan kreatif.

Untuk menjadi diri sendiri, tidak boleh mudah terjebak pada persepsi dan standar orang lain. Ini sering membuat orang tidak percaya diri. Mengikuti persepsi dan standar orang, bisa menjadi menggunakan topeng-topeng kepalsuan. Orang harus bisa membedakan persepsi dan nilai inti.

Setelah menelaah diri sendiri, mulailah mengambil kendali diri. Tentukan tujuan hidup masa depan. Lalu menentukan yang perlu diubah dan tidak. Buku juga menyinggung pentingnya mengutamakan prinsip daripada tren. Ketika orang berbondong-bondong mengikuti suatu tren, kita harus menelaah manfaatnya. Jika tidak bermanfaat, tidak usah diikuti. "Tidak perlu minder hanya karena menjadi minoritas dalam suatu hal" (hal 46).

Tahap selanjutnya, berani menampilkan diri dengan menampilkan potensi yang selama ini terpendam. Banyak orang tidak berani tampil menjadi diri sendiri karena malu atau tidak percaya diri ketika dianggap berbeda dengan orang pada umumnya. Berani menampilkan karakter diri penting untuk menemukan ruang-ruang sosial yang mendukung diri dengan segala karakter kita (hal 87).

Ada berbagai kiat untuk bisa menampilkan diri sendiri dan potensi, di antaranya selalu konsisten pada tujuan hidup. Meningkatkan motivasi. Jangan mudah terpengaruh atau tidak mengekor suatu tren. Dulukan yang penting dan berani berkata "tidak" pada ajakan yang tak sesuai dengan tujuan hidup. Hal itu juga harus didukung kepercayaan diri dan keberanian mengambil tanggung jawab.

Hal tersebut dimantapkan di bab selanjutnya tentang menjadi pribadi berkarakter kuat dan terhormat. Dijabarkan pentingnya memegang teguh moral dan memahami segala sesuatu sebelum berbicara. Di era media sosial banyak orang ingin mendapat perhatian dengan terus berkata tanpa banyak berpikir. Sedikit orang bisa mendengar pendapat orang lain. Padahal, pribadi yang mampu memahami pendapat orang lain lebih dihargai orang. Karena ia bersedia melenturkan egonya untuk mendengarkan dan memahami sesuatu, sebelum berbicara (hal 138).

Pada bagian terakhir ditegaskan pentingnya keberanian dan bersungguh-sungguh sebagai kunci menjadi pribadi berkarakter. Menjadi diri sendiri bukanlah tentang selalu mengikuti tren, namun cara secara jujur menelaah diri dan mengembangkan nilai-nilai lalu mengekspresikan potensi-potensi tersebut di lingkungan dengan cara-cara yang tepat. Diresensi Dessy Kurniawati, Lulusan Universitas Muria Kudus

Komentar

Komentar
()

Top