Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Bilateral

Presiden Xi: Hubungan AS dan Tiongkok Tentukan Nasib Umat Manusia

Foto : ANDY WONG/AFP

Pemimpin mayoritas Senat AS, Chuck Schumer (kiri) disambut Presiden Tiongkok, Xi Jinping di Aula Besar Rakyat, Beijing, Senin (9/10). Xi mengatakan hubungan Tiongkok-AS adalah ‘hubungan bilateral paling penting di dunia’.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Presiden Tiongkok, Xi Jinping, saat bertemu dengan rombongan senator Amerika Serikat (AS) di Beijing, Senin (9/10), mengatakan hubungan Tiongkok-AS akan berdampak pada nasib umat manusia.

Dikutip dari France 24, pemimpin mayoritas Senat, Chuck Schumer, adalah pejabat tinggi AS terbaru yang berkunjung ke Tiongkok ketika Washington berupaya meredakan ketegangan dengan Beijing.

"Bagaimana Tiongkok dan Amerika Serikat bekerja sama satu sama lain dalam menghadapi perubahan dan kekacauan dunia akan menentukan masa depan dan nasib umat manusia," kata Xi saat bertemu dengan Schumer di Balai Besar Rakyat Beijing.

"Saya sudah berkali-kali mengatakan, termasuk kepada beberapa presiden bahwa kita punya 1.000 alasan untuk memperbaiki hubungan Tiongkok-AS, namun tidak satu pun alasan untuk merusaknya," kata Xi, seraya menambahkan hubungan Tiongkok-AS adalah hubungan bilateral yang paling penting di dunia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, berharap Washington dan Beijing dapat mengatasi perbedaan mereka dengan lebih rasional.

Bertemu dengan Schumer di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, Wang mengatakan kepada delegasi senat bahwa dia berharap kunjungan mereka akan membantu kedua belah pihak mengelola perbedaan yang ada secara lebih rasional, membantu hubungan antara kedua negara kembali ke jalur pembangunan yang sehat.

Lebih Akurat

Wang berharap AS akan memahami Tiongkok dengan lebih akurat setelah kunjungan tersebut, yang menurutnya terjadi ketika dunia berada dalam masa perubahan yang penuh gejolak.

"Krisis di Ukraina belum mereda, dan peperangan kembali muncul di Timur Tengah," katanya.

"Berbagai tantangan ini perlu diatasi oleh komunitas internasional, dan Tiongkok serta Amerika Serikat harus memainkan peran mereka," kata Wang.

Sedangkan Schumer, berterima kasih kepada tuan rumah Tiongkok atas keramahtamahan mereka, dan mencatat ada beberapa masalah keprihatinan besar yang ingin ia sampaikan selama kunjungannya.

Dia mengatakan lapangan bermain yang setara bagi bisnis dan pekerja Amerika Serikat adalah tujuan nomor satu delegasinya.

"Meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan berbasis di Tiongkok yang memasok bahan kimia mematikan yang memicu krisis fentanil di Amerika Serikat adalah tujuan lainnya," katanya kepada Wang, seperti halnya memastikan Tiongkok tidak mendukung perang tidak bermoral Russia melawan Ukraina. "Memajukan hak asasi manusia adalah prioritas tambahan," kata Schumer.

Namun, Schumer mengatakan sangat kecewa dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, pada Minggu, mengenai meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina. Beijing menyerukan pada Minggu agar semua pihak bersikap tenang dan segera gencatan senjata.

Mereka tidak secara eksplisit mengutuk serangan Palestina yang telah menewaskan ratusan orang di Israel, namun mendesak pembentukan solusi dua negara untuk mengakhiri kekerasan tersebut.

"Peristiwa yang terjadi di Israel selama beberapa hari terakhir sungguh mengerikan," kata Schumer kepada Wang.

"Saya mendesak Anda dan rakyat Tiongkok untuk berdiri bersama rakyat Israel dan mengutuk serangan-serangan pengecut dan keji ini".

"Pernyataan Kementerian Luar Negeri tidak menunjukkan simpati atau dukungan terhadap Israel selama masa-masa sulit dan sulit ini," tambahnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top