Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perdamaian Dunia I Agama Solusi Sejati dan Dinamis, Bukan Sumber Masalah

Presiden: Tokoh Agama Berperan Selesaikan Masalah Global

Foto : ISTIMEWA

JOKO WIDODO Presiden RI - Tokoh-tokoh agama yang berbeda juga menjadi penting untuk mempersatukan Indonesia, bahkan tokoh agama yang berbeda juga menjadi penting untuk menyukseskan program pembangunan.

A   A   A   Pengaturan Font

BADUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak para tokoh agama untuk meningkatkan kontribusi agama dalam menyelesaikan masalah-masalah dunia dengan meredam rivalitas dan menghentikan perang demi dunia yang damai.

Presiden yang hadir secara daring dalam pembukaan G20 Religion Forum (R20), Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (2/11), mengatakan bahwa tokoh-tokoh agama dari agama yang berbeda telah menjadi bagian utama dari perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tokoh-tokoh agama yang berbeda itu, tutur Jokowi, juga menjadi bagian utama untuk mempersatukan Indonesia pada 1945. "Tokoh-tokoh agama yang berbeda juga menjadi penting untuk mempersatukan Indonesia, bahkan tokoh agama yang berbeda juga menjadi penting untuk menyukseskan program pembangunan pemerintah Indonesia," kata Jokowi.

Keberhasilan Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 menjadi salah satu rujukan. Berkat kontribusi dari tokoh-tokoh agama, seperti melalui masjid, gereja, pura, wihara, serta klenteng telah menjadi pusat literasi masyarakat di berbagai bidang.

Gotong royong lintas tokoh agama juga menjadi kebanggaan Indonesia.

"Kami dipersatukan oleh toleransi dan persatuan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, Unity in Diversity," kata Presiden.

Kepala Negara pun menyampaikan selamat mengikuti konferensi R20 dan berharap dapat membangun kesepahaman dan kesepakatan, serta menyepakati langkah-langkah konkret agar agama berkontribusi lebih besar terhadap peradaban dan untuk kemanusiaan, serta demi dunia yang lebih membahagiakan.

Sebelumnya, Ketua Lembaga Komunikasi dan Informasi PBNU, Ishaq Zubaedi Raqib, menjelaskan bahwa pertemuan R20 memobilisasi para pemimpin dan pemuka agama di dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai solusi sejati dan dinamis, bukan sebagai sumber masalah pada abad ke-21.

Tujuan utama penyelenggaraan R20 adalah untuk mencegah isu identitas yang digunakan sebagai senjata, membatasi penyebaran kebencian kelompok, serta melindungi masyarakat dari kekerasan dan penderitaan akibat konflik.

Makin Nyata

Sementara itu, Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Benny Susetyo, mengatakan apa yang diungkapkan Presiden telah menjadi perhatian utama tokoh-tokoh agama di seluruh dunia. Belum lama, Imam Besar Al Azhar dan Paus Fransiscus saat bertemu di Dubai pun menegaskan bahwa agama harus menjalankan misi kemanusiaan, bukan jadi alat provokasi, kekerasan, kebencian, dan politisisasi.

"Hari ini, kebutuhan untuk mengembalikan fungsi agama ke dimensi etis, berorientasi secara fungsional pada nasib manusia, makin mengemuka karena perang Russia-Ukraina dan ancaman perubahan iklim yang makin nyata. Umat manusia mesti bersatu dengan tokoh agama sebagai pembimbingnya," kata Benny.

Semua pihak berharap, melalui forum R20 di Bali, para tokoh agama bisa merumuskan strategi menjalankan misi agama yang mulia, penjaga perdamaian dan keadilan bagi yang lemah dan papa.

"Kita perlu etika global di mana semua tokoh agama sepakat hentikan perang, tidak lagi ada senjata nuklir, menjaga ekosistem alam, menghentikan global warning, dan mendorong solidaritas dunia dalam perdamaian. Kita perlu tata dunia baru yang damai karena perubahan iklim benar-benar mengancam masa depan spesies umat manusia, dan ini PR semua manusia bukan golongan atau umat agama tertentu," papar Benny.

Secara terpisah, pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam, mengatakan sesungguhnya pesan kolaborasi Presiden Jokowi tersebut dibutuhkan untuk menciptakan tatanan dunia baru saat ini.

"Ketika muncul inisiasinya dari Indonesia, saya pikir masyarakat dunia akan kian terus merindukan peran Indonesia. Presiden Jokowi tidak boleh lelah untuk terus menyampaikan pesan damai dan kolaboratif untuk semua agar tercipta tatanan dunia yang lebih adil, damai, dan saling memahami secara berkelanjutan," katanya.

RI harus jadi inisiator terciptanya simpul-simpul perdamaian peradaban dunia termasuk pusat dialog interfaith dunia sehingga bisa mengurangi potensi konflik dan menguarai simpul-simpul kusut konflik dunia dengan menciptakan kesepahaman yang lebih baik.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top