Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Wapres AS Peringatkan Korut Agar Tak Permainkan Trump

Presiden Moon ke Gedung Putih

Foto : AFP/Kimimasa MAYAMA
A   A   A   Pengaturan Font

Trump secara tak terduga menyambut tawaran itu setelah melihat peluang damai dan menghindari konfrontasi militer. Sejak saat itu pertemuan antar-Korea semakin intens dilakukan dan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, telah melakukan dua kali perjalanan ke Pyongyang, untuk membahas KTT AS-Korut serta untuk misi pembebasan warga AS yang ditahan di Korut.

Sayangnya menghangatnya hubungan AS-Korut tak berlangsung lama. Washington DC menuntut Korut melakukan perlucutan nuklir secara unilateral, sementara Pyongyang mengecam latihan militer gabungan AS-Korsel. Ketegangan itu membuat nasib KTT AS-Korut kembali di ujung tanduk.

"Presiden Trump tak akan ragu untuk meninggalkan pertemuan dengan Kim Jong-un jika tak menghasilkan apa-apa," tegas Wakil Presiden AS, Mike Pence, saat diwawancarai pada Senin (21/5) malam. "Di masa lalu, pemerintahan kami dipermainkan Korut saat upaya denuklirisasi. Namun kali ini kami tak akan melakukan kesalahan yang sama. Adalah sebuah kesalahan yang fatal bagi Kim Jong-un bahwa ia bisa mempermainkan Donald Trump," imbuh Wapres AS itu.

Para analis juga memprediksikan hal yang sama. Lambatnya respons Korut disebut-sebut merupakan bukti bahwa Pyongyang tak serius. Menurut mereka langkah yang diambil Korut ini untuk mengharapkan perlunakan sanksi dan tekanan, atau ingin agar Korsel terlalu berharap dengan peluang terjadinya kesepakatan perdamaian.

"Situasi yang terjadi saat ini mencerminkan terjadinya jurang harapan yang amat berbahaya antara AS-Korut," kata Eric Gomez dari CATO Institute. "Denuklirisasi masih mungkin dilakukan Korut, namun di sisi lain AS akan menghentikan kebijakan permusuhan sebagai syarat denuklirisasi," imbuh dia.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top