Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus
Penanganan Wabah I Produksi Alat Deteksi Omicron Rampung Akhir Januari

Presiden Minta Warga Ikut Vaksinasi "Booster"

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat segera melakukan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga (booster). Hal penting lain di masa pandemi adalah yang belum mendapatkan vaksin, segeralah divaksin.

"Yang sudah mendapat vaksin pertama segera vaksin yang kedua. Yang sudah dua kali vaksin, segera cari vaksin ketiga, vaksin booster," kata Presiden Jokowi dalam video yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1).

Vaksinasi Covid-19 dosis ketiga, tambah Presiden Jokowi, sudah mulai dilaksanakan pada 12 Januari 2022 bagi masyarakat lansia di seluruh Indonesia dan di kabupaten/kota yang sudah mencapai minimal 70 persen dosis 1 dan minimal 60 persen dosis 2. Semuanya gratis karena vaksinasi penting bagi keselamatan warga.

Presiden Jokowi mengakui Indonesia sedang mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan varian Omicron.

"Oleh sebab itu, kita harus mewaspadai tren ini, namun tidak perlu bereaksi berlebihan. Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan," tambah Presiden.

Lebih Menular

Menurut Presiden Jokowi, berbagai studi, termasuk laporan WHO mengatakan varian Omicron memang lebih mudah menular. "Namun, gejalanya lebih ringan pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Namun, sekali lagi kita harus waspada. Jangan jumawa dan gegabah," tegas Presiden.

Presiden Jokowi pun meminta masyarakat agar bila tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat keramaian. "Untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah, work from home lakukanlah kerja dari rumah," ungkap Presiden.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sampai Selasa (18/1) pukul 12.00 WIB, jumlah dosis pertama vaksin Covid-19 yang sudah disuntikkan di Indonesia mencapai 177.259.377 dosis atau 85,11 persen dari target. Dosis kedua yang sudah disuntikkan sebanyak 120.621.088 atau 57,92 persen. Pemerintah menargetkan 208.265.720 orang di Indonesia mendapat vaksinasi Covid-19 lengkap.

Terdapat lima jenis vaksin yang sudah mendapatkan "Emergency Use Authorization" dari BPOM untuk menjadi vaksin booster yaitu Sinovac/Coronavac, Moderna, Pfizer, AstraZeneca, dan Zificav.

Kemenkes menyebut calon penerima vaksin dapat datang ke fasilitas kesehatan dengan menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau mendaftar melalui aplikasi PeduliLindungi. Penerima vaksinasi booster harus berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap minimal enam bulan sebelumnya.

Jenis vaksin yang digunakan, antara lain untuk sasaran dengan dosis primer Sinovac maka diberikan vaksin AstraZeneca, separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis (0,15 ml). Untuk sasaran dengan dosis primer AstraZeneca maka diberikan vaksin Moderna separuh dosis (0,25 ml), atau vaksin Pfizer, separuh dosis (0,15 ml).

Pelaksanaan kegiatan vaksinasi booster dilakukan di puskesmas, rumah sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah maupun pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan Provinsi atau Kabupaten/Kota.

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengemukakan produksi alat S-Gene Target Failure (SGTF) atau tes PCR yang bisa mendeteksi virus dalam 4-6 jam sebagai indikasi awal Covid-19 varian Omicron rampung pada akhir Januari 2022.

"Sekarang sudah kita siapkan, mudah-mudahan bisa selesai produksinya akhir bulan ini. Nanti itu kita sebar," kata Menkes pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diikuti dari YouTube Komisi IX DPR, di Jakarta, Selasa (18/1).

Menkes mengatakan alat SGTF merupakan solusi tes cepat terhadap indikasi Omicron di Indonesia menyusul penggunaan alat genom sekuensing relatif mahal serta membutuhkan hasil yang lebih lama, yakni berkisar enam hingga tujuh hari.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top