Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penegakan Hukum - Polisi Tunggu KPK untuk Periksa Novel di Singapura

Presiden Minta Kasus Teror Novel Segera Diungkap

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta aparat kepolisian segera mengungkap kasus teror penyiraman air keras kepada penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.

"Beliau (Presiden Jokowi) memerintahkan agar dituntaskan sesegera mungkin, itu perintah beliau," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7).

Hal itu disampaikan Kapolri seusai bertemu Presiden Jokowi secara tertutup. "Tadi, kami sudah sampaikan langkah-langkah yang dilakukan dengan prinsip ingin agar sesegera mungkin diungkap. Tapi, kadang-kadang ada kendala-kendala di lapangan," sambung Tito.

Kapolri menuturkan sampai saat ini sudah memeriksa 59 saksi serta mengamankan lima orang.

Tidak hanya itu, sejumlah CCTV dengan radius 500 cm dan 1 km serta toko kimia yang menjual H2SO4 juga masih dalam pengembangan. "Lima orang yang diamankan sudah kita cek alibinya.

Kita lakukan pemeriksaan mendalam, IT, saksi-saksi, dan lainnya. Tapi, kita tidak mendapatkan hubungan antara kelima yang kita amankan dan peristiwa penganiayaan," tutur Kapolri.

Namun, setelah itu, pihaknya menemukan saksi yang cukup penting yang tidak ingin disebutkan namanya. "Ini untuk keamanan yang bersangkutan," ujar Tito. "Jadi, ada orang yang berdiri di dekat masjid yang itu sosoknya mencurigakan dan diduga dia adalah pengendara sepeda motor penyerang.

Nah, ini kita sudah lakukan berulang- ulang sketsa mulai dari sketsa tangan sampai dengan menggunakan teknologi yang mutakhir," tambah Tito.

Kerja Sama dengan Australia Tito menambahkan, setelah mendapatkan keterangan dari saksi penting, Polri bergerak cepat melakukam kerja sama dengan kepolisian Australia (Australian Federal Police/AFP) untuk membuat sketsa wajah yang diduga sebagai pelaku.

"Kita rekonstruksikan menggunakan sistem komputer sehingga terakhir kita dapatkan yang ini. Ini mungkin belum dipublis, karena ini baru kirakira dua hari yang lalu.

Yang ini adalah dari saksi yang sangat penting, karena lima menit sebelum kejadian. Ini ada di dekat masjid, dia mencurigakan," jelas Tito. Dalam kesempatan itu, mantan Kepala BNPT ini juga memaparkan ciri-ciri pelaku hasil dari pembuatan sketsa bareng polisi Australia.

"Pelaku ini ciri-cirinya 167-170 cm, perawakan berbadan ramping, rambut kriting, dan kulit agak hitam," jelasnya. Pada kesempatan itu, Tito menungkapkan masih menunggu KPK untuk dapat melakukan pemeriksaan terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan, di Singapura.

Kemungkin dalam beberapa hari ke depan, pada minggu ini, akan melakukan pembicaraan dengan komisoner KPK untuk membahas langkah-langkah itu.

Baca Juga :
Distribusi Logistik

"Maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri-KPK, sehingga informasi yang kita dapatkan informasi yang objektif," kata dia.

Menurut Tito, tim KPK-Kepolisian Indonesia itu adalah tim gabungan yang punya kekuatan hukum, yaitu pro justicia dan bukan tim pencari fakta. "Kalau tim pencari fakta itu kan tidak pro justicia. Artinya, hasilnya tidak dapat langsung diajukan sebagai penyidikan untuk barang bukti," kata dia. fdl/AR-2

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top