Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penegakan Hukum -- Saat Jalanan Macet Ada Orang Nodong

Presiden Minta Kapolri Tindak Premanisme di Tanjung Priok

Foto : Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

Presiden Jokowi berdialog dengan para sopir di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Kamis (10/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden Joko Widodo akan terus mengikuti perkembangan penyelesaian masalah keluhan-keluhan para sopir di Pelabuhan Tanjung Priok.

JAKARTA - Presiden Joko Widodo langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo setelah mendengar keluhan para sopir mengenai praktik premanisme dan pungutan liar (Pungli) di Pelabuhan Tanjung Priok.
"Pak Kapolri, saya ini saya di Tanjung Priok, banyak keluhan dari para driver kontainer yang berkaitan dengan pungutan liar di Fortune, di NPCT (New Priok Container Terminal) 1, kemudian di Depo Dwipa. Pertama itu," kata Presiden Jokowi, di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Kamis (10/6).
"Siap," jawab Kapolri.
"Yang kedua, juga kalau pas macet itu banyak driver yang dipalak preman-preman. Keluhan-keluhan ini tolong bisa diselesaikan. Itu saja Kapolri," ujar Presiden.
"Siap Bapak," jawab Kapolri.
Presiden Jokowi memang menerima keluhan dari para sopir kontainer yang sehari-hari bekerja hilir mudik di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) dan Terminal Peti Kemas Koja, di Pelabuhan Tanjung Priok.

Kebenaran Keluhan
Presiden menanya kebenaran keluhan dari media sosial, terutama driver banyak yang mengeluh karena urusan bongkar muat.
"Tolong nanti diceritakan problemnya sehingga kita bisa mencarikan jalan keluar dan tidak usah takut dengan Pak Menteri atau pimpinan-pimpinan di pelabuhan di sini. Disampaikan apa adanya kalau bisa ada jalan keluarnya saya carikan jalan keluar secepat-cepatnya," kata Presiden.
Agung Kurniawan, seorang sopir kontainer lalu menceritakan soal kriminalitas yang terjadi di pelabuhan.
"Pada saat macet, kawan-kawan ini diambillah barangnya. Kalau di Tanjung Priok ini disebutnya asmoron Pak, ketika macet ambil barang dari kendaraan secara diam-diam. Ada juga kalau terorganisir preman-premannya di daerah rawan naik ke atas mobil," kata Agung.
"Kan ini kontainer, jadi barang yang diambil dari mana?" tanya Presiden.
Agung mengaku barang kendaraan yang dimaksud adalah ban, aki, terkadang juga barang milik pribadi, seperti handphone serta uang. Sopir kontainer mengaku jika kondisi macet ada orang yang tiba-tiba menaiki mobil dan membawa celurit serta menodong sopir.
"Kalau berani naik ke mobil, ditodong, diminta barang-barang kita, handphone, dompet, uang jalan habis yang sering teman-teman dari luar kota," ungkap Agung.
Dia mengaku dari dulu masyarakat sekitar tidak ada yang berani menolong, walaupun dalam keadaan ramai.
Mendengar keluhan tersebut, Jokowi kembali menanyakan apakah hingga saat ini masih terjadi aksi penodongan tersebut.
"Masih Pak, tapi tidak seperti dulu, sudah terminimalisir, sekarang sudah saling kenal, ayo kita tolong bareng-bareng," ungkap Agung.
"Lalu pungutan Depo Fortune, NPCT 1, sama Depo Dwipa bener nggak?" tanya Presiden.
"Benar Pak. (Mereka) itu meminta imbalan lah. Kalau enggak dikasih kadang diperlambat. Itu memang benar-benar, seperti Fortune, Dwipa, hampir semua depo rata-rata. Itu Pak. Yang sekarang itu yang saya perhatikan itu yang agak-agak bersih cuma namanya Depo Seacon sama Depo Puninar, agak bersih sedikit. Lainnya hampir rata-rata ada pungli, Pak," jawab seorang sopir yang mengaku namanya Abdul Hakim Sitompul.
Terhadap keluhan-keluhan tersebut, Presiden pun mengaku akan terus mengikuti perkembangan penyelesaian masalah pasca menelepon Kapolri.
"Saya sudah perintah langsung ke Kapolri untuk dicek ke lapangan nanti juga akan langsung melapor ke saya. Ini juga sudah didengar oleh Pak Kapolda Metro tapi saya gak perintah langsung, tapi perintah ke Kapolri supaya semuanya jelas dan bisa diselesaikan di lapangan. Nanti akan saya ikuti proses ini," kata Presiden.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top