Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Presiden Korsel Bersumpah Akan Tangkal Ancaman Nuklir Korea Utara

Foto : AFP/TOBY MELVILLE

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol melambaikan tangan saat meninggalkan Royal Society di London, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menyatakan negaranya dan Amerika Serikat (AS) akan menuntaskan penguatan postur pertahanan pada semester pertama 2024 demi mencegah ancaman nuklir Korea Utara.

Dalam pidatonya menyambut Tahun Baru 2024, Yoon menyatakan penuntasan penguatan postur pertahanan itu adalah bagian dari tema kebijakannya yang mencapai banyak hal, mulai perumahan, pendidikan dan perekonomian Korea Selatan.

"Dengan memperkuat kemampuan militer, Korea Selatan akan mampu mencapai perdamaian sejati dan langgeng yang didasarkan kepada kekuatan," kata Yoon dalam laman Nikkei Asia pada Senin (1/1).

Seperti dikutip dari Antara, selama berkuasa, Yoon konsisten menyuarakan perlunya memperkuat kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat sebagai upaya menangkal ancaman Korea Utara yang terus membesar.

Pada Juli tahun lalu. Seoul dan Washington membentuk sebuah badan yang dinamai Kelompok Konsultasi Nuklir yang disebut-sebut sebagai bentuk komitmen AS dalam membela Korea Selatan dengan menggunakan stok senjata nuklirnya.

Kelompok Konsultasi Nuklir itu menggelar pertemuan keduanya pada 16 Desember, di mana saat itu AS mengulangi penegasan bahwa setiap serangan nuklir dari Korea Utara akan dibalas dengan cepat, menyeluruh, dan keras.

Persiapan Perang

Sementara itu, kantor berita Kyodo melaporkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan 2024 akan menjadi tahun penting untuk persiapan perang. Kim menyebut aksi konfrontatif Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai biang keladi meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea.

Dalam pertemuan yang berlangsung di markas besar Partai Buruh Korea yang berkuasa di Korea Utara pada Senin, Kim mengingatkan para komandan militer bahwa Semenanjung Korea kian di ambang konflik bersenjata.

Kim memperingatkan jika ada negara yang menyerang atau memprovokasi Korea Utara maka militer Korea Utara akan membalas dengan kekuatan penuh untuk memusnahkan siapa pun yang menyerang negara ini.

Sebelumnya, Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali mengingatkan bahwa negaranya tak akan ragu meluncurkan serangan nuklir jika "musuh" memprovokasi negara itu dengan senjata nuklir.

Kim membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan tentara dari Kompi Bendera Merah Kedua di bawah kendali Biro Umum Peluru Kendali, yang berpartisipasi dalam peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-18.

Dia menyebut peluncuran ICBMbaru-baru ini yang terbilang sukses sebagai pesan jelas mengenai kemampuan serangan balasan yang dimiliki Korea Utara. Kepada tentara, Kim menyatakan peluncuran itu adalah contoh tepat dari evolusi strategi nuklir negara tersebut.

Dia menegaskan Korea Utara memiliki doktrin untuk tidak ragu-ragu melancarkan serangan nuklir ketika musuh memprovokasi mereka dengan nuklir.

Pemimpin Korea Utara itu mengeklaim bahwa peluncuran ICBM telah "mengagetkan" Amerika Serikat, dan menuduh Amerika Serikat menjadi penyebab ketegangan di wilayah itu.

Sementara itu, para menteri luar negeri AS, Korea Selatan, dan Jepang serempak mengutuk Korea Utara karena pekan ini meluncurkan rudal berturut-turut.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top