Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pramuka AS Tinggalkan Jambore Dunia di Korsel karena Cuaca Panas

Foto : Antara/REUTERS/Kim Hong-Ji

Seorang peserta Jambore Pramuka Dunia ke-25 dibawa ke rumah sakit di Buan, Korea Selatan, 4 Agustus 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

BUAN - Jambore Pramuka Dunia di Korea Selatan (Korsel) disarankan untukdihentikan setelah kontingen AS dan Inggris, Sabtu (5/8) menarik diri seminggu lebih awal karena suhu udara yang panas ekstrem.

Penarikan kontingen AS itu menjadi pukulan bagi penyelenggara dan pemerintah Korsel, yang pada Jumat (4/8) berjanji untuk menambah truk air, ruangan berpendingin dan petugas medis sebagai upaya untuk menyelamatkan kegiatan itu.

Suhu udara mencapai 34 derajat Celcius di Saemangeum, dekat kota Buan di pesisir barat Korsel, di mana 39.000 peserta --sebagian besar merupakan anggota pramuka berusia 14-18 tahun-- berkemah mulai Jumat.

Kontingen AS akan mengikuti program jambore pada Sabtu sebelum pindah ke kamp militer ASHumphreysdekat lokasi jambore pada Minggu, menurut surel yang diterima Reuters.

"Kontingen AS untuk Jambore Pramuka Dunia telah membuat keputusan sulit bahwa kami akan meninggalkan lokasi jambore dunia ke-25 lebih awal karena cuaca ekstrem yang terus berlanjut dan kondisi di lapangan," menurut surel dari tim media rombongan AS kepada para orang tua peserta.

Inggris, yang mengirim peserta terbanyak ke jambore itu, mengatakan pada Jumat bahwa mereka akan pindah ke hotel di Seoul untuk sisa waktu perjalanan mereka guna mengurangi tekanan di lokasi kegiatan.

Pramuka Inggris terlihat meninggalkan lokasi kemah dengan membawa tas mereka ???????di Buan pada Sabtu pagi, menurut saksi mata kepada Reuters.

Hentikan Lebih Awal

Badan Pramuka Dunia dalam pernyataannya pada Jumat mengaku telah meminta pemerintah Korsel untuk mempertimbangkan "pilihan lain guna menghentikan kegiatan lebih awal dari yang dijadwalkan dan membantupara peserta hingga mereka kembali ke negara masing-masing".

Panitia penyelenggara akan berdiskusi pada Sabtu untuk memutuskan apakah akan melanjutkan atau membatalkan jambore itu, atau mengurangi kegiatannya, menurut kantor berita Korsel Yonhap.

Serangan panas ekstrem menyebabkan ratusan peserta jambore jatuh sakit dan dirawat karena mengalamigejala akibat cuaca panas. Kondisi itu memicu keluhan dari para orang tua perserta yang mengkhawatirkan keselamatan anaknya.

Hingga Jumat, lebih dari 150 negara ikut serta dalam kegiatan itu, yang dijadwalkan akan berlangsung hingga 12 Agustus.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Korsel mendorong panitia penyelenggara jambore dunia untuk "melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan" untuk memastikan keselamatan peserta setelah lebih dari 400 orang menderita kelelahan akibat panas di tengah suhu terik.

Jambore Pramuka Dunia ke-25 dimulai pada Selasa bertepatan dengan pengumuman peringatan level tertinggi untuk suhu ekstrem di Korsel yang pertama kalinya dalam empat tahun.

"Banyak dari mereka mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, pusing dan mual dan semua kembali ke lokasi perkemahan masing-masing," kata pejabat Pemadam Kebakaran Jeonbuk mengenai para pramuka.

Sebagian Korsel "terpanggang" dalam panas lebih dari 38 derajat Celcius di pekan ini, dan panas itu telah menewaskan setidaknya 16 orang, menurut data resmi.

Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan, Lee Sang-min telah memerintahkan untuk menambah ambulan, bus antar jemput dan peralatan pendingin udara untuk bersiaga memastikan keselamatan para pramuka, menurut Kementerian tersebut.

Sekitar 43.000 pramuka dari seluruh dunia ikut serta dalam jambore yang dijadwalkan berlangsung hingga 12 Agustus. Kegiatan itu berlangsung di lokasi proyek reklamasi pantai besar-besaran di daerah barat Buan, dan upacara pembukaan dihadiri oleh Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan tokoh petualangan televisi Inggris, Bear Grylls.

Pramuka Indonesia juga ikut dalam kegiatan tersebut dengan mengirimkan 1.579 orang yang berasal dari berbagai daerah.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top