Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pangdam XVI/Pattimura, Mayen Richard Tampubolon

Prajurit Harus Tampil Simpatik

Foto : ISTIMEWA

Pangdam XVI/Pattimura, Mayen Richard Tampubolon

A   A   A   Pengaturan Font

Sejak 6 Desember 2021, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Richard Horja Taruli Tampubolon menjadi Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura. Lulusan Akmil 1992 ini menggantikan Mayjen Bambang Ismawan. Sebelumnya, Richard adalah prajurit Kopassus yang pernah menjadi Komandan Komando Operasi Khusus (Dankoopssus) TNI.

Lalu, kira-kira bagaimana strategi menjaga keamanan wilayah Maluku dan sekitarnya? Untuk mengetahui lebih dalam wartawan Koran Jakarta, Agus Supriyatna, mewawancarai Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Richard Horja Taruli Tampubolon. Berikut petikannya.

Bapak kini sudah jadi orang nomor satu di Kodam Pattimura. Apa komitmen untuk menjaga keamanan tanah Maluku dan Maluku Utara ini?

Saya berkomitmen memimpin Kodam Pattimura lebih baik sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat Maluku dan Maluku Utara. Saya di sini menggantikan Mayjen Bambang Ismawan. Walaupun beliau menjalankan tugas hanya empat bulan, berkat dukungan seluruh keluarga besar Kodam Pattimura, waktu yang singkat itu membuahkan hasil.

Kodam Pattimura tetap eksis sampai kini demi menjaga keutuhan bangsa dan negara. Apa yang telah dirintis, akan dijaga. Saya akan berjuang keras. Apa yang sudah dibuat Pak Bambang Ismawan akan saya rawat. Saya pelihara dan terus tingkatkan. Demikian pula silaturahmi harus tetap dijaga, dipupuk. Saya juga berkomitmen untuk hadir di tengah-tengah masyarakat dengan segala dinamika.

Intinya, dengan memperhatikan kebijakan pemerintah, Kodam XVI/Pattimura harus berperan aktif dalam pemulihan ekonomi nasional dan penanganan pandemi Covid-19. Sesuai dengan komitmen TNI menjadi garda terdepan mencegah terjadinya kerawanan dan menjamin tegaknya kedaulatan NKRI.

Bapak menggulirkan program Mutiara Pattimura. Bisa dijelaskan garis besar isi program tersebut?

Program Mutiara Pattimura berisikan kegiatan-kegiatan yang bersifat inovatif, konstruktif, bersifat kebinekaan, dan bersinergi dengan masyarakat. Program Mutiara Pattimura didasari oleh kondisi Maluku yang bineka.

Apa saja kegiatan dalam program Mutiara Pattimura ini?

Salah satunya, kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan merupakan salah satu bagian dari program Mutiara Pattimura. Program ini memang digagas dan berisi kegiatan-kegiatan Kodam XVI/Pattimura yang bernilai positif. Ini baik untuk kebinekaan maupun toleransi. Ada juga kegiatan-kegiatan lain bersinergi dengan masyarakat ataupun instansi lainnya. Tentu yang bernilai perawatan terawat serta tercapainya Maluku-Maluku Utara yang aman, kondusif, dan sejahtera. Saya juga mohon doa semoga Kodam XVI/Pattimura dapat menjadi "Pelindung dan Perekat Bangsa" yang senantiasa hadir untuk mengatasi kesulitan masyarakat.

Kegiatan lainnya, bekerja sama dengan Fakultas Pertanian Unpatti di wilayah Rumah Tiga, Ambon. Di sini ada lahan kebun yang disiapkan pada tahap awal kurang lebih seluas dua hektare. Dari kondisi awal semak belukar, kini telah diolah menjadi kebun sayuran dan sebagian lain siap ditanami serta sebagai lahan persemaian.

Ooh… ada tujuan ekonomis?

Ini bentuk nyata dukungan Kodam XVI/Pattimura kepada pemerintah dalam mewujudkan kedaulatan pangan untuk pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan adanya pengolahan lahan kerja sama ini (kolaborasi Kodam dengan Fakultas Pertanian Unpatti) siap mendukung pemulihan ekonomi, khususnya di daerah Maluku. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, kedaulatan pangan sangat diperlukan guna memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari. Tak hanya itu, lahan juga menjadi laboratorium para mahasiswa maupun akademisi Unpatti untuk riset, mencari metode paling tepat untuk mengembangkan lahan menjadi lebih produktif.

Apakah ada kerja sama bidang lain?

Kami juga sudah menandatangani perjanjian kerja sama di bidang kesehatan dengan Universitas Pattimura. Fokusnya pada pelaksanaan program kegiatan untuk pelayanan dan edukasi tentang kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan perjanjian lainnya berisi program ketahanan pangan, mengolah lahan untuk ditanami sayur-sayuran dan pembudidayaan perikanan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Karena itu, saya mengapresiasi kesediaan Universitas Pattimura dalam menjalin kerja sama ini sebagai langkah konkret pemulihan ekonomi dan peningkatan layanan kesehatan masyarakat. Maluku merupakan wilayah yang memiliki potensi kekayaan alam melimpah baik sektor pertanian maupun perikanan. Kedua sektor tersebut berpotensi besar sebagai unggulan dan penggerak utama untuk meningkatkan perekonomian Maluku. Saya berharap dengan pengelolaan potensi, mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka, dapat mengurangi gesekan dan konflik masyarakat sebagaimana pernah terjadi beberapa waktu lalu.

Bapak juga mulai dari awal menjabat Pangdam Pattimura rajin menjalin komunikasi dan bersilaturahmi dengan para tokoh agama. Apa ada tujuan khusus mengingat Maluku pernah dilanda konflik berbau SARA?

Ya, para tokoh agama dan pimpinan umat di Maluku kan memegang peran penting untuk menjaga dan memelihara situasi keamanan masyarakat. Peranan mereka sangat penting agar kondisi masyarakat tetap kondusif. Karena itu, dalam setiap kesempatan bersilaturahmi, saya selalu minta dan berharap tokoh agama Maluku tetap memainkan perannya dalam memupuk kerukunan, kebersamaan, dan menjaga persatuan kesatuan masyarakat.

Selain itu, mereka juga berperan penting dalam merawat kebersamaan dan kerukunan umat bergama. Ucapan tokoh agama jauh lebih dahsyat dibanding muntahnya amunisi. Bagaimanapun juga kebersamaan adalah kekuatan kita. Tokoh agama, masyarakat dan prajurit ibarat seikat sapu lidi. Ini akan kokoh kuat dan berfungsi dengan baik bila bersatu. Kepada tokoh agama juga saya selalu memohon bimbingan mereka agar terus bekerja sama, sehingga tercipta Maluku-Maluku Utara yang aman, kondusif, dan sejahtera.

Kodam Pattimura juga sangat gencar mendukung program vaksinasi. Sejauh mana progresnya?

Progresnya sangat baik. Saya berikan secara totalitas seluruh potensi. Dengan melibatkan dukungan personel tenaga kesehatan, saya sosialisasi secara door to door mengimbau teman-teman, bersama pemerintah provinsi, Kota Ambon maupun Dinas Kesehatan. Terpenting, edukasi dan sosialisasi masyarakat yang membuat capaian vaksin dapat dilakukan secara maksimal mulai dosis pertama, kedua hingga booster, juga vaksinasi khusus untuk anak usia 6-11 tahun. Saya melihat secara langsung pelaksanaannya, luar biasa. Tenaga medis profesional, fasilitas memadai, skema kegiatan diatur sangat tertib. Satu lagi yang sangat menarik, anak-anak tertib. Semua mau disuntik.

Dengan edukasi, diharapkan dapat menyatukan pemahaman bahwa vaksin ini penting. Lambat laun masyarakat semakin terbuka mau menerima vaksinasi. Kini, capaian vaksin di Maluku Tenggara terus meningkat. Saya juga mengapresiasi seluruh pihak yang bahu-membahu menyelenggarakan vaksinasi dengan berbagai tantangan dan hambatan, antara lain kondisi geografis maupun penerimaan atau persepsi masyarakat terhadap vaksin.

Kepada para prajurit yang bertugas di bawah kendali Kodam Pattimura, mungkin ada pesan khusus?

Para prajurit tentunya harus tampil simpatik dan pro aktif di tengah-tengah kesulitan yang dihadapi masyarakat, apa pun bentuknya. Mereka senantiasa menjadi bagian dari solusi, agar Kodam XVI/Pattimura dicintai rakyat. Para prajurit juga harus senantiasa menjaga fisik. Postur-postur prajurit harus bagus. Jaga pembinaan fisiknya, setiap minggu ada kegiatan fisik, speed mars, hanmars, halang rintang, taktik dan teknik bertempur harus ada. Tetap menjaga kedisiplinan dan mental prajurit.

Ketika tiba panggilan tugas berangkat ke daerah konflik, para prajurit harus siap dan kuasai kondisi geografis baik perairan dan pegunungan. Kerahasiaan dan pendadakan, semua ada di infanteri. Para prajurit harus selalu jaga jati diri, memegang teguh tugas pokok. Kepada para Babinsa, saya berpesan harus bisa mewujudkan suatu daerah yang kondusif melalui kegiatan-kegiatan pembinaan ketahanan wilayah melalui komunikasi sosial, bakti TNI.

Yang sangat penting, memelihara komunikasi dengan masyarakat. Rakyat adalah ibu kandung kami. Hindari pelanggaran, bentrok dengan masyarakat maupun sesama aparat. Jaga kekompakan. Kebersamaan merupakan kekuatan paling penting.

Lalu, kalau kepada keluarga prajutit?

Kepada para istri prajurit, saya juga selalu menitipkan pesan agar membangun komunikasi baik serta mendukung pelaksanaan tugas suami. Terus membangun komunikasi, mendorong, dan memotivasi serta menjaga kehormatan keluarga guna mendukung pelaksanaan tugas suami. Prajurit dan Persit bijak dalam menggunakan sosial media. Pegang teguh loyalitas dan taat kepada pimpinan sehingga tidak ada komentar negatif, apalagi menentang kebijakan pemerintah.

Maluku pernah dilanda konflik. Tentunya masih banyak senjata api yang dimiliki masyarakat. Kini, selama Bapak bertugas, masyarakat sudah banyak yang menyerahkan senjatanya kepada TNI. Apa kiatnya?

Kiatnya, aparat kewilayahan selalu dekat dengan masyarakat. Makanya, saya selalu menekankan kepada prajurit agar memelihara dan menjaga kedekatan dengan masyarakat. Bantu bila masyarakat mendapat kesulitan. Saya juga sebagai Pangdam XVI/ Pattimura mengapresiasi masyarakat yang dengan sukarela dan kesadaran menyerahkan senjata, amunisi bahan peledak yang selama ini mereka simpan. Hal ini tentunya tidak terlepas karena adanya kedekatan dan kepercayaan masyarakat kepada aparat kewilayahan.

Saya juga berharap dan mengimbau masyarakat yang saat ini mungkin masih memiliki senjata api maupun amunisi, agar menyerahkan kepada Babinsa ataupun personel Satgas Koramil terdekat. Saya akan sangat berterima kasih karena bersama-sama telah membantu dalam menjaga keamanan, kenyamanan, serta meminimalkan hal-hal tidak diinginkan.

Beberapa waktu lalu sempat terjadi konflik antarwarga Ori-Kariuw di Pulau Haruku. Sekarang bagaimana kondisinya?

Kondisi sudah stabil dan kondusif. Sudah ada langkah-langkah penanganan yang akan dilakukan bersama. Juga dijadikan sebagai skala prioritas berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi lapangan. Tentunya, penegakan hukum tanpa pandang bulu kepada pelaku serta oknum yang memperkeruh suasana dan menciptakan situasi tidak harmonis. Penegakan hukum dilakukan agar memberikan efek jera. Yang pasti, bentrokan perlu menjadi bahan evaluasi semua pihak.

Bagaimana kunci pendekatan?

Dari awal, saya ingin pola pendekatan persuasif dalam menyelesaikan berbagai masalah masyarakat. Ini yang harus dikedepankan. Kepada masyarakat, saya juga minta dapat menahan diri, tidak emosional, serta tidak mudah terprovokasi berbagai hasutan. Jangan termakan informasi yang belum diketahui kebenarannya maupun sumbernya. Mari menahan diri masing-masing. Ikuti imbauan pemerintah serta tokoh agama dan pemuka masyarakat sehingga suasana harmonis. Rasa kekeluargaan dapat tercipta kembali. Saya juga sudah minta para tokoh agama untuk berperan aktif membantu memediasi penyelesaian antarwarga kedua wilayah bertetangga itu. Sekarang, kondisinya sudah stabil dan kondusif.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Agus Supriyatna

Komentar

Komentar
()

Top