Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

PPKM Mikro Opsi Terbaik

Foto : ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/rwa

Satgas COVID-19 menjaga portal saat "lockdown" PPKM Mikro di RT 03 RW 06 Desa Balamoa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (18/6/2021). Sejak dua hari terakhir, desa tersebut melakukan karantina wilayah menyusul adanya 14 warga positif COVID-19 dari klaster hajatan dan satu diantaranya meninggal dunia.

A   A   A   Pengaturan Font

Jika PPKM Mikro ter­implementasi dengan baik, semestinya laju kasus bisa terkendali. Persoalannya, PPKM Mikro saat ini belum dilaksanakan menyeluruh, masih sporadis di beberapa tempat.

Tingginya kasus baru Covid-19 di Indonesia beberapa hari belakangan ini, membuat orang bertanya-tanya, tindakan apa yang dilakukan pemerintah untuk meredamnya. Banyak yang menyarankan agar pemerintah meniru beberapa negara yang cepat mengatasinya dengan melakukan lockdown (kuncitara). Namun banyak juga yang menyarankan agar opsi yang dipilih bukan lockdown.

Penguncian suatu wilayah terbukti memang ampuh memutus mata rantai penularan. Kita ingat di masa-masa awal pandemi, Wuhan, kota yang dianggap sebagai kota awal mula kasus Covid-19 ditemukan, melakukan lockdown selama 76 hari. Selama masa itu, 11 juta warga Wuhan sangat menderita. Namun lihat hasilnya sekarang, warga Wuhan sudah bisa mendapatkan kembali kehidupannya. Wuhan sudah bisa mengadakan konser musik dimana yang hadir sebagian besar tidak bermasker.

Beberapa kota besar di AS juga bisa dibilang sukses meredam penularan Covid-19 dengan lockdown. Warga kota New York, Chicago, dan Los Angeles kini bisa beraktivitas di luar rumah tanpa menggunakan masker.

Langkah lebih berani dilakukan Malaysia. Meski agak terlambat, negara tetangga tersebut akhirnya mengumukan lockdown secara nasional mulai 1-14 Juni dan diperpanjang hingga 28 Juni 2021. Pilihan lockdown secara nasional diambil pemerintah Malaysia setelah angka positif di negara berpenduduk 31 juta jiwa itu melonjak di atas 5.000 dalam sehari.

Meski lockdown terbukti mampu mengurangi penyebarluasan Covid-19, tetapi banyak negara atau kota tidak melakukannya karena lockdown itu mahal sekali, apalagi jika dilakukan secara nasional seperti Malaysia. Pemerintahan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin sudah menyiapkan dana 40 miliar ringgit atau sekitar 138 triliun rupiah untuk lockdown yang berakhir 14 Juni lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : MSS

Komentar

Komentar
()

Top