Potensi Emas Sangat Besar, Ini Manfaat Optimalisasi Bullion Bank bagi Indonesia
Perdagangan Emas - Hilirisasi di KEK Gresik Hasilkan hingga 60 Ton Emas per Tahun
Foto: antaraJAKARTA - Ekosistem bank emas (bullion bank) akan berdampak positif dalam memperkuat posisi Indonesia di perdagangan logam mulia secara global. Pendirian bank emas penting dilakukan, mengingat potensi emas di Indonesia sangat besar tetapi belum mampu dioptimalkan untuk menopang pembangunan ekonomi nasional.
"Bullion bank juga berperan dalam mendukung transaksi lintas negara, menjadikannya kunci untuk memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan logam mulia global," kata pengamat perbankan, yang juga praktisi sistem pembayaran Arianto Muditomo di Jakarta, Kamis (9/1).
Dia mengatakan pendirian bullion bank sangat penting, mengingat Indonesia adalah salah satu produsen emas terbesar di dunia. Namun, lanjutnya, potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal untuk menopang stabilitas ekonomi nasional.
Arianto menuturkan bank emas memungkinkan aktivitas perdagangan emas dalam skala besar, kredit berbasis emas, layanan hedging (mengurangi) risiko harga, serta pengelolaan emas untuk investor institusional maupun pemerintah.
Dengan begitu, dia menyatakan bank emas dapat lebih berkontribusi terhadap pemanfaatan potensi komoditas emas nasional daripada fitur menabung emas yang banyak ditawarkan para pelaku jasa perbankan saat ini.
"Fitur menabung emas hanya menyediakan layanan investasi kecil-kecilan untuk individu melalui aplikasi mobile tanpa terhubung ke pasar global atau institusi keuangan besar," ujarnya.
Selain membantu menjaga stabilitas ekonomi, Arianto menyampaikan pengimplementasian bank emas juga dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. "Dengan menciptakan infrastruktur keuangan berbasis komoditas ini (emas), Indonesia dapat memanfaatkan cadangan emasnya untuk tujuan strategis dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan sejumlah lembaga jasa keuangan di Indonesia memiliki cadangan emas yang besar, tapi selama ini stok emas tersebut hanya dicatat sebagai tonase tanpa dimasukkan ke dalam neraca keuangan perseroan.
Selain adanya cadangan emas dari lembaga jasa keuangan, dia menuturkan hilirisasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dapat menghasilkan hingga 60 ton emas per tahun, sehingga meningkatkan jumlah emas yang berpotensi dapat ditransaksikan.
"Saya mengusulkan kepada OJK (Otoritas Jasa Keuangan), BRI yang merupakan holding Pegadaian, dan juga BSI dapat menjadi bank emas di Indonesia. Kita tahu bahwa emas merupakan bagian dari investasi yang aman selama krisis," ujarnya.
PT Pegadaian mendapatkan izin usaha bulion dari OJK melalui surat bernomor S-325/PL.02/2024 yang meliputi deposito emas, pinjaman modal kerja emas, jasa titipan emas korporasi maupun perdagangan emas.
Proses Izin
Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan menyatakan sudah dua tahun pihaknya berupaya mendapatkan izin usaha bulion. Kini Pegadaian menjadi perseroan pertama yang berhasil mendapatkan izin usaha tersebut di Indonesia.
Dia mengatakan selama ini komoditas emas memang menjadi inti bisnis perseroan melalui usaha gadai. “Sudah 123 tahun Pegadaian hadir di tengah masyarakat, dengan berbagai improvement dan penyediaan berbagai produk gadai maupun nongadai. Gadai sebagai core bisnis, 90 persen masih didominasi oleh gadai emas,” ujarnya.
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Athletic Bilbao dan Barca Perebutkan Tiket Final
- 4 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 5 DJP Kalselteng Capai Target Penerimaan Pajak Empat Tahun Berturut-turut