Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Populer di Medsos, Diet Keto dan Paleo Ternyata Menyimpan Dampak Buruk

Foto : Freepik

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Meski populer, diet yang menganjurkan untuk mengurangi asupan karbohidrat seperti diet keto dan diet paleo dilaporkan tidak sepenuhnya baik bagi kesehatan jantung.

Menganalisis banyak diet paling populer dan mengurutkannya berdasarkan dampak baik dan buruk bagi jantung, American Heart Association (AHA), memberikan skor terendah untuk sejumlah jenis diet atau pola makan yang mengharuskan seseorang mengurangi asupan karbohidrat harian. Menggunakan skala 0 hingga 100, asosiasi jantung di Amerika itu hanya memberikan skor 31 poin untuk diet keto. Sementara diet paleo mendapatkan skor lebih tinggi dengan 53 poin.

Sebagai informasi, diet keto adalah sebuah pola makan rendah karbohidrat yang diimbangi dengan asupan tinggi lemak dan protein dalam jumlah sedang. Diet jenis ini ini memaksa tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi utama dan memicu proses pembakaran lemak yang disebut ketosis. Sementara diet paleo menitikberatkan pada pilihan makanan yang alami dan organik seperti sayur-sayuran. Penganut diet paleo juga membatasi bahan makanan hasil bercocok tanam dan beternak, seperti produk olahan susu, kentang, garam, dan minyak sawit.

Umumnya, kedua jenis ini mengharuskan Anda membatasi asupan karbohidrat hingga kurang dari 10 persen dari jumlah kalori harian. Termasuk membatasi asupan banyak karbohidrat "sehat" yang sejalan dengan prinsip diet American Heart Association, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sejumlah sayuran dan banyak buah. Sebagai pengganti karbohidrat, diet jenis ini biasanya memasukkan asupan tinggi daging berlemak dan makanan kaya lemak jenuh.

Beberapa penelitian memang menemukan bahwa diet rendah karbohidrat dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan penanda kesehatan metabolisme tertentu, seperti kadar gula darah dan trigliserida. Tetapi laporan American Heart Association yang diterbitkan pada jurnal Circulation itu, mencatat bahwa perbaikan ini cenderung berlangsung singkat. Menurut laporan itu, diet sangat rendah karbohidrat sering menyebabkan peningkatan kadar kolesterol jahat atau LDL, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

Diet keto misalnya dapat menyebabkan orang yang menjalaninya mengalami kondisi ketosis, yakni proses alami ketika tubuh kehilangan karbohidrat sebagai sumber energi utama sehingga menggunakan cadangan lemak untuk menggantikannya. Namun, proses ini akan menghasilkan keton, yaitu produk yang dihasilkan dari metabolisme lemak. Kadar keton yang kebanyakan dapat menyebabkan dehidrasi dan membuat senyawa kimia dalam darah kehilangan keseimbangan. Kondisi ini bahkan dilaporkan dapat memicu komplikasi serius, seperti gangguan ginjal, hati, hingga lemak darah.

Analisa pola diet yang disusun oleh tim ilmuwan nutrisi, ahli jantung, ahli diet, dan ahli kesehatan lainnya itu disusun untuk memerangi informasi yang salah yang tersebar luas tentang nutrisi yang dipromosikan oleh buku diet, blog, dan orang-orang di TikTok, Instagram, dan Twitter. Terlebih, banyak unggahan mengenai diet keto dan paleo telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah misinformasi yang berkembang di situs media sosial bahkan disebut Christopher D. Gardner, selaku direktur studi nutrisi di Stanford Prevention Research Center, telah mencapai tingkat kritis.

"Masyarakat dan banyak profesional perawatan kesehatan cenderung bingung tentang pola makan yang menyehatkan jantung, dan memang seharusnya begitu. Banyak dari mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak memiliki pelatihan atau waktu untuk mengevaluasi ciri-ciri penting dari diet yang berbeda," ujar Gardner yang merupakan komite dalam laporan tersebut, seperti dilansir dari The Washington Post.

Adapun diet dalam laporan itu dievaluasi untuk melihat seberapa dekat mereka selaras dengan pedoman untuk makan sehat jantung, yang didasarkan pada bukti dari beberapa dekade uji coba terkontrol secara acak, penelitian epidemiologi dan penelitian lainnya. Laporan itu juga mempertimbangkan faktor-faktor, seperti apakah diet memungkinkan fleksibilitas sehingga orang dapat menyesuaikannya berdasarkan preferensi budaya, pribadi seseorang, serta kendala anggaran.

Peringkat rendah untuk diet keto dan paleo diperkirakan akan menimbulkan kontroversi. Pada 2019 misalnya, ketika tiga dokter menerbitkan esai di JAMA Internal Medicine, yang memperingatkan bahwa antusiasme terhadap diet keto tak berlandaskan sains. Penelitian itu membuat para dokter yang terlibat penelitian banjir email baik yang berisi dukungan maupun kecaman yang mengkritisi temuan penelitian ketiganya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top