Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kasus “Hoax”

Polisi Mesti Ungkap Motif "Indonesialeaks"

Foto : Koran jakarta/peri irawan

Protes “Indonesia leaks” I Massa dari Gerakan Muda Anti Hoax (Gema Hoax) berunjuk rasa menuntut polisi memperkarakan Indonesialeaks di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (17/10).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Massa dari Gerakan Muda Anti Hoax (Gema Hoax) mendesak kepolisian turun tangan mengantisipasi semakin meluasnya informasi tidak benar atau hoax yang disebarluaskan oleh Indonesialeaks. Kepolisian juga didesak mengungkap motif Indonesialeaks menyebarluaskan adanya perusakan barang bukti di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Koordinator Lapangan Gema Hoax, Wajil, mengatakan tuduhan dari temuan Indonesialeaks seakan ingin mencari sensasi dengan menyerang institusi kepolisian. "Indonesialeaks bukan lembaga hukum dan tidak memiliki kredibilitas atas hasil laporannya tersebut. Kecuali sengaja diseting untuk buat polemik dan gaduh. Polisi mesti usut motif Indonesialeaks menyebarkan informasi itu," katanya saat berunjuk rasa bersama ratusan pemuda di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (17/10).

Gema Hoax mengimbau masyarakat untuk hati-hati dengan provokasi dan propaganda sejenis Indonesialeaks agar tidak berurusan dengan aparat penegak hukum karena telah dengan sengaja ikut menyebarkan informasi yang kebenarannya sulit dibuktikan alias hoax.

"Anehnya, masih banyak juga yang termakan progadanda dari hasil temuan Indonesialeaks tersebut. Banyak yang ikut menuduh dan menuntut Kapolri diperiksa dan sebagainya. Banyak yang ikut menyebarkan informasi dari Indonesialeaks tersebut meski tidak jelas keabsahannya alias hoax," pungkasnya.

Ketua KPK Agus Rahardjo telah membantah ada perusakan barang bukti berupa penyobekan buku merah yang menjadi bukti kasus korupsi pengusaha CV Sumber Laut Perkasa, Basuki Hariman, dan anak buahnya Ng Fenny. "Pengawas internal sudah memeriksa kamera. Kamera merekam tetapi penyobekan (buku merah) itu tidak ada di kamera, tidak kelihatan," kata Agus.

Sebelumnya, Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Polisi agresif dan cepat mengusut siapa di belakang Indonesialeaks. Polisi juga harus mencari tahu motivasinya membuka kasus Buku Merah. "Sasaran kasus Buku Merah ini jelas dan terang benderang menyasar ke pemerintahan Jokowi sedangkan Kapolri Tito Karnavian hanya sebagai sasaran antara," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane.

IPW melihat ada yang aneh dalam kasus Buku Merah ini. Sebab kasus daging dengan tersangka Patrialis Akbar itu sudah lama selesai proses hukumnya di KPK, tapi kenapa baru dimunculkan lagi menjelang Pilpres 2019.

yok/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top