Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Polisi Kerahkan Ribuan Personel Gabungan, Jaga Aksi Demo Tolak Kenaikan Harga BBM di Depan Gedung DPR

Foto : ANTARA/Galih Pradipta

Sejumlah mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta, Senin (5/9/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Sebanyak 3.000 personel polisi gabungan akan menjaga jalannya demonstrasi untuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (6/9) siang.

"Untuk di DPR, sekitar 3.000 personel," kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Komarudin di Jakarta.

Komarudin menjelaskan 3.000 personel itu merupakan anggota gabungan dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat.

Ribuan personel akan mengawal 11 elemen massa yang akan menggelar demo.

Sebagian dari elemen massa itu menggelar demonstrasi dengan tuntutan tolak kenaikan harga BBM.

"Sementara di Jakarta Pusat ada beberapa elemen. Jika tidak salah sekitar 11 elemen tapi yang menyuarakan tolak kenaikan BBM hanya empat," jelas Komarudin.

Dia berharap demonstrasi Selasa ini bisa berjalan dengan kondusif sehingga aspirasi yang dibawa massa bisa tersampaikan dengan baik.

Untuk pengalihan arus di depan gedung DPR sendiri, Komarudin masih menunggu situasi massa di lapangan.

"Rekayasa lalin kita tentatif kita, liat situasional. Jika tidak diperlukan, ya tidak akan kita tutup. Tapi jika memang jumlah massanya diperkirakan bisa menutup Jalan Gatot Subroto, ya (kita tutup)," jelasnya.

Beberapa elemen massa, salah satunya Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia bersama Partai Buruh dijadwalkan menggelar demonstrasi di depan gedung DPR RI Selasa ini.

Beberapa tuntutan yang dibawa massa di antaranya menolak kenaikan harga BBM yang baru saja diumumkan pemerintah.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo meminta pengunjukrasa menyampaikan aspirasi dengan baik.

"Sampaikan dengan cara-cara yang baik. Ya, ini kan negara demokrasi," ujarnya.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top