Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Polisi Hong Kong Tangkap 300 Demonstran

Foto : AFP/DALE DE LA REY

Penangkapan Demonstran - Polisi Hong Kong menangkap sejumlah warga saat mereka berupaya membubarkan aksi protes yang menentang penundaan pelaksanaan pemilihan umum lokal pada Minggu (6/9). Pemerintah Hong Kong menunda pemilu salah satunya karena alasan masih terjadinya wabah virus korona.

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Sebanyak hampir 300 demonstran ditangkap oleh polisi Hong Kong saat terjadi aksi unjuk rasa menentang penundaan pemilu lokal pada Minggu (6/9) malam. Aksi protes itu terjadi karena seharusnya pada Minggu kemarin, warga Hong Kong bisa memberikan hak suaranya untuk memilih sebagian anggota legislatif di kota itu.

Putusan penundaan pemilu lokal selama setahun itu diumumkan pemimpin eksekutif Hong Kong yaitu Carrie Lam dengan alasan masih terjadinya pandemi virus korona. Namun putusan itu telah membuat marah oposisi prodemokrasi.

Sebelum terjadi penangkapan, pada sore hari ratusan polisi dikerahkan ke Distrik Kowloon setelah ada ajakan secara daring untuk menggelar aksi flash mob untuk memprotes penundaan pesta demokrasi lokal itu.

Polisi menggeledah dan menangkapi massa yang berteriak "Kembalikan hak suara kami" dan "Polisi korup", saat massa demonstran itu membubarkan diri untuk menghindar dari kejaran dan tangkapan aparat.

"Kami menahan sekitar 289 orang yang sebagian besar ditangkap karena melanggar aturan untuk tidak berkumpul," demikian pernyataan polisi Hong Kong lewat media sosial Facebook. "Seorang perempuan ditahan karena telah melanggar undang-undang keamanan nasional yang baru karena berteriak menyerukan soal kemerdekaan," imbuh polisi.

Tayangan langsung memperlihatkan 3 politisi prodemokrasi terkemuka yaitu Leung Kwok-hung, Figo Chan, dan Raphael Wong, turut ditangkap polisi.

Tanggapan Beijing

Menanggapi terjadinya aksi protes pada Minggu malam, juru bicara kantor hubungan Beijing di Hong Kong menyatakan bahwa panitia aksi tak memiliki hati nurani dan tak memiliki toleransi dengan melanggar UU keamanan nasional yang baru. "Kami tak akan membiarkan Hong Kong kembali ke situasi kacau balau," demikian pernyataan juru bicara itu.

Sementara itu pemerintah Hong Kong juga mengeluarkan kecaman atas aksi protes itu dengan menyatakan para pengunjuk rasa telah melakukan aksi yang ilegal dan egoistis. "Prioritas utama Hong Kong saat ini untuk bersatu dan melawan virus secara bersama," ucap seorang juru bicara pemerintah.

Seluruh aksi turun ke jalanan tak diizinkan sepanjang tahun ini di Hong Kong dimana otoritas menyatakan alasan larangan untuk berkumpul demi keamanan dan adanya keadaan darurat untuk melawan virus korona.

Pada pengujung Juli lalu, Beijing menerapkan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong yang melarang setiap tindakan terkait upaya untuk memisahkan diri, subversi, terorisme dan berkolusi dengan pihak asing.

Sejauh ini diperkirakan ada 22 orang telah ditahan setelah UU keamanan nasional yang baru ini diterapkan beberapa waktu lalu.

Pengkritik menilai UU keamanan nasional yang baru ini telah melanggar kesepakatan pengembalian Hong Kong oleh Inggris kepada Tiongkok pada 1997 lalu karena telah menindas para pendukung demokrasi di kota tersebut.

Beijing membantah hal itu dan menyebut bahwa aksi protes antipemerintah di Hong Kong telah ditunggangi pihak asing yang tak ingin melihat ada kestabilan di Tiongkok daratan. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top