Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ricuh “May Day” l Belum Diketahui Siapa Otak Pelakunya

Polisi Buru Anarcho Syndicalism

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia telah lama mengenal Anarko-punk yang merupakan bagian dari gerakan punk penyebar ide-ide anarkisme.

JAKARTA - Polda Metro Jaya masih mencari pelaku vandalisme serta perusakan pagar Halte Tosari, Jakarta Pusat, saat May Day (1/5). Polisi sudah mengecek video yang merekam aksi tersebut dan kini para pelaku vandalisme diburu.

"Jadi kita sudah mendapatkan video yang dibutuhkan. Tim sedang bergerak," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (3/5).

Polisi, sambung Argo, juga berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait kamera CCTV di beberapa titik lokasi yang merekam tindakan vandalisme tersebut. Polisi masih berupaya mengidentifikasi pelaku.

Vandalisme berupa coretan tersebut bertuliskan kata-kata khas kaum buruh seperti "Aku Sakit Karena Jam Kerja", "Rakyat Anti Kapitalis" dan "God Hates Capitalism". Namun ada juga tulisan singkatan ACAB (ujaran kebencian kepada polisi, sama dengan di beberapa kota lain, red).

"Jadi, kita tidak bisa berandai-andai. Kita harus dari keterangan pelaku atau keterangan saksi," kata Argo.

Baca Juga :
Aktifitas Anak-anak

Anarcho Syndicalism

"Kabareskrim saya undang ke kantor untuk mendalami apa itu Anarcho Syndicalism. Mereka sudah eksis kurang lebih tiga tahun lalu. Sudah sering melakukan pelanggaran vandalisme. Saya sudah perintahkan untuk mendalami siapa otak di balik itu semua dan apa tujuannya," ujar Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, di Gedung Bina Graha, Jakarta Pusat, Kamis (2/5).

Moeldoko menduga sekelompok ini melakukan aksi terstruktur. Dia juga menyebut saat ini Polri sudah mengusut munculnya anarcho syndicalism. Barang bukti pelaku sudah disita.

Pada tahun 1937, Rudolf Rocker menulis Anarcho Syndicalism, sebuah buku politik dan filosofis sebagai pengantar cita-cita yang memicu revolusi sosial Spanyol dan perlawanan terhadap kapitalisme di seluruh dunia. Rudolf Rocker (1873-1958) adalah tokoh terkemuka dalam gerakan anarkis internasional selama lebih dari 60 tahun.

Di dalamnya, Rocker menawarkan pengantar ide-ide anarkis, sejarah gerakan pekerja internasional, dan garis besar strategi dan taktik sindikalis yang dianut saat itu (aksi langsung, sabotase, dan pemogokan umum).

Untuk Indonesia sendiri telah lama dikenal Anarko-punk yang merupakan bagian dari gerakan punk yang dilakukan baik oleh kelompok, band, maupun individu-individu yang secara khusus menyebarkan ide-ide anarkisme.

Beberapa band punk yang cukup popular dan dianggap sebagai pelopor dari gerakan anarko-punk di Indonesia, antara lain Marjinal dan Bunga Hitam.

Menurut seorang penggiat punk di Jakarta Selatan, Kores Maleo Dimara, punk memang selalu diidentikkan dengan anarkisme.

Namun menurut Kores belakangan citra ini berusaha ditanggalkan karena para penggiat punk ingin dikenal sebagai pencinta damai.

Menurut Kores, pada hari buruh (1/5) kemarin tidak ada anak punk atau kelompok punk yang secara khusus turun untuk berunjukrasa. "Anak-anak punk apalagi yang di Bulungan sekarang lebih fokus untuk bergiat seni atau menciptakan lapangan kerja, " ujarnya.

Menurut pengamat sosial Bima Satria Putra di situs anarkis.org, diketahui, anarkisme muncul kembali di Indonesia pada tahun 1990an. Pada tahun 1993-1994, sebuah aliran baru punk Indonesia muncul bersama dengan gerakan buruh.

Aksi May Day tahun 2007 mengumpulkan lebih dari 100 orang dan menandai kemunculan anarkisme di hadapan publik. Setelah itu, kelompok-kelompok baru muncul di berbagai kota.

Menurut Bima, pada May Day 2008, 200 orang ambil bagian dalam demonstrasi anarkis. Demonstrasi ini digagas olehkelompok kolektif di Jakarta dan "Affinitas" dari Yogyakarta. Aksi diakhiri bentrokan dengan polisi di dekat gedung perusahaan milik pengusaha Aburizal Bakrie.

Data di situs anarkis.org pada tahun 2016, dengan dukungan Anarcho-Syndicalist Federation Australia (ASF Australia), dibentuk Persaudaraan Pekerja Anarko-Sindikalis (PPAS). PPAS digambarkan sebagai "gerakan buruh libertarian" yang didasarkan pada prinsip-prinsip anarko-sindikalisme. jon/P-6

Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top