Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penerimaan Mahasiswa

Pola "Test Center" Dimatangkan

Foto : ISTIMEWA

Menristekdikti, Mohamad Nasir.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) masih akan mematangkan rencana penerapan pola Pusat Layanan Tes ("Test Center") dalam penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri. Pematangan penting dilakukan agar pola baru yang digadang-gadang akan diterapkan 2019 ini implementatif dan tidak merugikan calon mahasiswa baru.

Menristekdikti, Mohamad Nasir, berharap dengan pola "Test Center" dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan siswa saat akan mengikuti ujian tulis SBMPTN. Namun di sisi lain, "Test Center" juga akan memaksimalkan layanan penerimaan mahasiswa baru.

"Bayangkan kita di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terpencil (3 T), jika dia akan ikut tes biayanya jutaan rupiah," jelas Nasir, di Jakarta, Senin (15/1l).

Dengan model "Test Center", kata Nasir, calon mahasiswa tidak perlu lagi datang ke tempat ujian penerimaan mahasiswa baru. "Bisa dari jarak jauh, nah teknologi yang sudah ada kan Android," papar dia.

Ia menggambarkan bahwa pelaksanaannya kurang lebih akan seperti tes TOEFL pada uji kemampuan bahasa Inggris yang tesnya dapat dilakukan di mana saja. "Ini yang akan kami dorong ke depan sehingga "Test Center" akan melayani seluruh Indonesia yang selama ini baru di 84 PTN," imbuhnya.

Untuk itu, kata Nasir, pihaknya akan membentuk Badan Layanan Umum (BLU) untuk mendukung penerapan "Test Center". "Nah, itulah yang nanti akan saya bentuk lembaga BLU. Ini lagi saya rintis. Orientasinya ke sana," paparnya lagi.

Dia menambahkan, lembaga ini nantinya akan diberdayakan untuk menyuplai data yang terkait calon mahasiswa baru di PTN. Tugas BLU, nantinya harus menyediakam test center, dan hasil dari "Test Center" itu yang akan diinformasikan ke PTN dan PT di seluruh Indonesia. "Contoh kalau saya syaratkan kuliah di luar negeri itu TOEFL-nya berapa? GMAT atau TPA-nya berapa, kalau lolos nilainya maka PT tidak perlu tes lagi," ujarnya. Dalam kesempatan tersebut, Nasir juga meralat pernyataan sebelumnya yang akan menghapus SBMPTN.

Dalam BLU nanti, peran Perguruan Tinggi Negeri hanya sebagai pendukung.

"Selama ini kan ditangani PTN, berapa cost yang harus dikeluarkan ke depan kita bicarakan lagi," jelasnya.

Sambut Positif

Pengamat Pendidikan dari Universitas Widya Mataram Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, merespons positif wacana Menristekdikti yang akan menerapkan model "Test Center" pada penerimaan mahasiswa baru di 2019. "Setiap inovasi harus dihargai," kata Edy.

Kendati demikian, mantan rektor Universitas Islam Indonesia ini mengingatkan agar rencana kebijakan ini jangan hanya sekadar uji coba semata. Menurutnya, sistem seleksi yang berlangsung di PTN saat ini saja belum ada yang menunjukkan pola tes yang ideal.

Untuk itu, Edy menyarankan agar lebih baik pemerintah mengembangkan dan menyempurnakan salah satu dari pola tes yang saat ini ada. "Kembangkan saja satu yang terbaik, sebaiknya jangan terlalu banyak pola tes," usulnya.

Jika memang pola "Test Center" serius untuk diterapkan di 2019, perlu dilakukan pengkajian dan simulasi. "Jangan sampai hanya main-main yang mungkin membuat semua sibuk, tapi ujung-ujungnya mahasiswa yang jadi korban," ungkapnya. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top