Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Surat Utang - Obligasi Menjadikan “Debt to Equity Ratio” PNM Menjadi 8,4 Kali

PNM Terbitkan Obligasi Senilai 2 Triliun Rupiah

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM akan menerbitkan surat utang atau obligasi Tahap I Tahun 2019 senilai dua triliun rupiah. Jumlah tersebut merupakan bagian dari skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) III PNM senilai enam triliun rupiah. Obligasi Tahap I ini terbagi atas dua seri.

Rinciannya, Seri A bertenor tiga tahun menawarkan kupon 8,75-9,75 persen. Seri B bertenor lima tahun menawarkan kupon 9-10 persen. Instrumen surat utang ini mendapatkan peringkat "idA" (single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), dan diterbitkan tanpa jaminan khusus (clean basis).

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi obligasi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT CIMB Sekuritas Indonesia, dan PT Indo Premier Sekuritas. Managing Director Mandiri Sekuritas, Andy Bratamihardja, mengatakan untuk besaran masing-masing seri obligasi masih menunggu masa penawaran awal (bookbuilding).

"Apabila investor telah memasukkan pemesanan (order) barulah kami akan bertanggung jawab selaku penjamin emisi," ungkapnya, di Jakarta, Senin (29/4). Andy optimistis obligasi senilai dua triliun rupiah ini bisa terserap oleh pasar. "Investor yang kita datangi itu yang biasa berinvestasi di obligasi, apalagi ini BUMN dan ada misi sosialnya ditambah bunganya juga tidak murah," jelas dia.

Andy mengungkapkan masih menunggu tanggapan dari investor dan kondisi pasar sehingga tidak bisa memaksakan untuk penjatahan masing-masing seri di awal. Sebab, permintaan investor ini akan mempengaruhi tingkat kupon yang diberikan. "Makanya, satuan pecahan obligasinya belum kami tentukan," katanya.

Baca Juga :
Perluas Akseptasi

Modal Kerja

Sementara itu, Direktur Utama PNM, Arief Mulyadi, memaparkan penggunaan dana yang diperoleh dari hasil PUB III Tahap I Tahun 2019, akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja Perseroan. Dana yang digunakan untuk modal tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

"Penerbitan obligasi ini merupakan langkah startegis yang diambil PNM guna memperkuat permodalan dalam bisnis pembiayaan dan pembinaan UMKM, mengingat pertumbuhan ekonomi sektor UMKM di Indonesia cukup menjanjikan. UMKM tentunya memiliki potensi yang besar bagi fondasi perekonomian nasional jika dikelola dengan maksimal.

Kehadiran UMKM bahkan membantu pemerintah dalam mengentaskan permasalahan kesejahteraan," jelas dia. Melalui penerbitan obligasi ini maka posisi debt to equity ratio (DER) Perseroan menjadi 8,4 kali. Direktur Keuangan PNM, Tjatur H Priyono, menambahkan bahwa tingkat DER tersebut masih tergolong aman. Apalagi, Perseroan masih akan mengantongi hibah senilai 907 miliar rupiah yang diperkirakan akan diterima dalam waktu dekat.

"Kita ada dana hibah di bulan Mei total ada sekitar 907 miliar rupiah dan menjadi tambahan sumber dana modal kerja untuk pembiayaan kepada nasabah Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) yang diperuntukkan kepada pelaku UMKM, serta Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar)," jelas dia.

Sebelumnya, Perseroan juga baru saja menerima hibah tanpa syarat dari stakeholder Perseroan senilai 207 miliar rupiah. Hal tersebut membantu Perseroan mendapatkan daya ungkit untuk menarik utang baru.

Rencananya, masa penawaran awal (book building) akan dilakukan pada tanggal 29 April 2019 hingga 8 Mei 2019, sedangkan masa penawaran umum akan dilaksanakan pada tanggal 21-23 Mei 2019. Pencatatan obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) direncanakan pada tanggal 29 Mei 2019.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top