Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Politik Inggris

PM May Kembali Ajukan Proposal Brexit yang Keempat

Foto : MARK DUFFY/UK PARLIAMENT/AFP

SESI DEBAT BREXIT - PM Theresa May saat sesi debat sebelum anggota Parlemen Inggris mengambil suara terkait proposal ketiga Brexit di Londo, Jumat (29/3).

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May, kembali mengajukan skema kesepakatan keluar dari Uni Eropa atau Brexit meski sudah tiga kali ditolak House of Commons atau DPR. Rencananya, proposal keempat May itu akan dibahas Senin (1/4) ini di Parlemen.

Ketua Partai Konservatif Inggris, Brandon Lewis, menyatakan akan mempertimbangkan semua pilihan karena tenggat Brexit yang sudah diundur semakin dekat. "Parlemen akan melanjutkan proses ini pada Senin mendatang," kata Lewis seperti dikutip sejumlah media, Minggu (31/3).

Pada Jumat (29/3), May kalah lagi dalam pemungutan suara di Parlemen saat mengajukan proposal Brexit. Sebanyak 344 suara menolak dan 286 suara mendukung proposal kesepakatan dengan Uni Eropa. Proposal ketiga atau ada yang menyebut versi kedelapan ini merupakan versi yang lebih ringkas dari dua versi sebelumnya, yang juga telah ditolak Parlemen Inggris.

Usai ditolak Parlemen, May terlihat nyaris putus asa dan khawatir Inggris akan keluar dari keanggotaan Uni Eropa tanpa kesepakatan (no deal). "Saya takut kita sudah mencapai batas dalam proses di Majelis ini," kata May.

May kini berharap kabinet dan Parlemen bisa menjalankan prosedur pemungutan suara lain di luar kendali kementerian pada pekan depan. May beralasan, jika mereka benar-benar meninggalkan Uni Eropa, dirinya hanya ingin menjaga supaya ekonomi dan nilai tukar mata uang poundsterling tidak jatuh. "Saya mendorong semua anggota Parlemen mendukungnya dan memastikan kita meninggalkan Uni Eropa, serta memberikan kepastian kepada masyarakat dan dunia usaha," kata perwakilan pemerintah, Andrea Leadsom, saat membacakan usulan May di hadapan Parlemen.

Jika proposal yang diajukan May disepakati Parlemen Inggris maka Brexit akan berlangsung 22 Mei. Jika tidak disepakati maka May akan menghadap Uni Eropa sebelum 12 April untuk menjelaskan langkah-langkah Inggris selanjutnya. Salah satu keputusan penting yang harus diambil adalah mengenai hubungan antara Inggris dan Uni Eropa di masa depan.

Sebelumnya, May terus menekankan kepentingan Inggris untuk tetap menjalin hubungan ekonomi sedekat mungkin dengan Uni Eropa. Namun, sejumlah pihak ingin Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun.

Sebelas Hari

Sementara itu, Uni Eropa telah memberi jangka waktu 11 hari bagi Inggris untuk mengajukan proposal baru Brexit guna menghindari kekacauan jika berlaku pada 12 April, pukul 23.00 waktu setempat.

Bahkan, setelah proposal May kembali ditolak oleh Parlemen, Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk, mengadakan pertemuan darurat dengan para pemimpin Uni Eropa.

Dilaporkan, jika Inggris meminta perpanjangan kesepakatan baru, para pemimpin Uni Eropa akan mempertimbangkan opsi terkait dalam pertemuan luar biasa pada 10 April 2019 mendatang. Namun, London harus memberi tahu selambat-lambatnya dua hari sebelum pertemuan luar biasa demi persiapan. AFP/ang/AR-2

Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top