PM Inggris Truss Mundur, Partai Konservatif Bersumpah Ada Pemimpin Baru Minggu Depan

LONDON - Perdana Menteri Inggris, Liz Truss pada Kamis (20/10) mengumumkan pengunduran diri, hanya enam minggumemegang jabatanyang dipenuhi krisis, menjadi perdana menteri berumur pendek dalam sejarah Inggris.

Dilansir oleh Capital News, Partai Konservatif berjanji akan menggelar pemilihan cepat untuk menentukan pemimpin baru pada 28 Oktober, menghindari kontes berlarut-larut yang melihat Truss mengalahkan Rishi Sunak selama musim panas setelah pengunduran diri Boris Johnson sendiri.

Truss mengakui bahwa dia "tidak dapat memberikan mandat" di mana dia terpilih, tunduk pada hal yang tak terhindarkan setelah platform sayap kanan pemotongan pajaknya hancur dan karena banyak anggota Parlemen Konservatif memberontak.

Sementara itu, Pemimpin Partai Buruh, Keir Starmer, yang partai oposisinya telah melonjak dalam jajak pendapat di belakang masa jabatan Truss yang pendek dan penuh peristiwa, menuntut pemilihan umum "sekarang juga".

"Ini bukan hanya opera sabun di puncak pesta Tory," katanya, memperingatkan "kerusakan besar" pada ekonomi Inggris, meskipun poundsterlung sedikit naik karena pengumuman dramatis Truss.

Berbicara di Downing Street, Truss mengatakan akan tetap sebagai perdana menteri sampai seorang pengganti dipilih untuk melayani sebagai pemimpin Tory (Partai Konservatif).

"Kami telah sepakat bahwa akan ada pemilihan kepemimpinan yang akan diselesaikan dalam minggu depan," katanya, setelah anggota senior backbench (anggota parlemen Inggris yang tidak memiliki posisi resmi di pemerintahan atau di salah satu pihak oposisi), Graham Brady, mengatakan kepadanya bahwa permainan telah selesai.

"Ini akan memastikan bahwa kami tetap berada di jalur untuk mewujudkan rencana fiskal kami dan menjaga stabilitas ekonomi dan keamanan nasional negara kami," ujarnya.

Tanpa merinci, Brady mengatakan pemimpin baru akan menjabat pada Jumat minggu depan, pada saat menteri keuangan baru, Jeremy Hunt menyampaikan pernyataan anggaran penting pada 31 Oktober.

Pernyataan Brady menyarankan partai dapat menemukan cara untuk melewati peringkat dan berkas Tory yang memilih Truss, dalam menghadapi peringatan oleh Sunak bahwa program berbahan bakar utangnya mengancam inflasi yang lebih tinggi dan gejolak pasar.

Peringatan Sunak dibenarkan, dan mantan menteri keuangan dengan cepat muncul sebagai favorit para bandar pada Kamis. Tapi dia tetap dicurigai oleh loyalis Johnson.

Akhir bagi Truss terjadi setelah seorang menteri kunci mengundurkan diri dan banyak anggota parlemen Tory memberontak atas pemungutan suara penting dalam adegan kacau di House of Commons, Rabu malam.

Pada Kamis pagi, lebih dari selusin anggota parlemen Konservatif secara terbuka mendesak Truss untuk mengundurkan diri, setelah rencana pemotongan pajaknya menyebabkan kehancuran pasar selama krisis biaya hidup yang sudah parah.

Banyak lagi yang dilaporkan telah mengirimkan surat kepada Brady yang menyerukan agar Truss disingkirkan, meskipun aturan partai akan melarang kampanye kepemimpinan lain selama 12 bulan.

"Perdana menteri mengakui kemarin adalah hari yang sulit dan dia mengakui publik ingin melihat pemerintah kurang fokus pada politik dan lebih pada memberikan prioritas mereka," kata juru bicara resminya kepada wartawan.

Hampir dua jam kemudian, dia berhenti, dan akan kalah jauh dari pendahulu Tory, George Canning, yang menjabat 118 hari sebagai perdana menteri pada tahun 1827 sebelum meninggal di kantor.

Di tengah perang Russia di Ukraina dan masalah ekonomi yang berkembang, sekutu Inggris telah mengalami keributan dengan keprihatinan, dengan ketidakstabilan politik berulang sejak negara itu memilih pada 2016 untuk keluar dari Uni Eropa.

"Penting bahwa Inggris Raya mendapatkan kembali stabilitas politik dengan sangat cepat, dan hanya itu yang saya inginkan," kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron, setelah pengumuman Truss.

Sementara itu, kementerian luar negeri Russia mengatakan Inggris "tidak pernah mengetahui aib seperti perdana menteri".

Peristiwa mencapai puncaknya setelah apa yang disebut tabloid sayap kanan The Sun, sebagai "hari kekacauan yang luar biasa" pada Rabu.

Menteri Dalam Negeri, Suella Braverman mundur, tampaknya atas permintaan Truss setelah dia mengirim dokumen pemerintah melalui email pribadi. Tapi Braverman, seorang sayap kanan yang menikmati dukungan kuat di antara keanggotaan Tory, menggunakan pesan pengunduran dirinya untuk menyerang Truss dengan cara yang pedas.

Kemudian diikuti adegan lucu di parlemen karena banyak anggota parlemen Tory memberontak terhadap permintaan pemerintah agar mereka membatalkan komitmen manifesto partai untuk mempertahankan larangan frackingatau teknologi hidrolika patahan adalah proses penambangan gas bumi dengan injeksi fluida tekanan tinggi secara horisontal ke lapisan batuan gas atau minyak.

Tuduhan berputar-putar tentang upaya keras untuk mencambuk anggota parlemen, beberapa di antaranya kemudian memberi tahu media bahwa itu adalah paku di peti mati jabatan perdana menteri Truss.

"Satu-satunya jalan keluar dari kekacauan ini adalah agar Liz Truss mundur dan seseorang ditunjuk sebagai perdana menteri oleh anggota parlemen Konservatif," kata pemimpin partai konservatif, Ed Vaizey.

Kesengsaraan perdana menteri dimulai ketika kebijakan pemotongan pajaknya memicu kekacauan pasar yang mengancam dana pensiun negara itu, memaksanya melakukan serangkaian putaran balik yang memalukan.

Kepergian Braverman pada Rabu memicu perombakan kedua bulan ini setelah Truss memecat sekutu dekat, Kwasi Kwarteng,karena kekacauan anggaran, menggantikannya dengan Hunt, yang dengan cepat membalikkan hampir semua pengumuman kebijakan.

Truss menunjuk Grant Shapps untuk menggantikan Braverman meskipun memecatnya sebagai menteri transportasi ketika dia menjabat.

Baik Shapps dan Hunt telah mendukung saingannya untuk kepemimpinan, Sunak, meninggalkannya terisolasi di kabinetnya sendiri.

Dalam surat pengunduran dirinya, Braverman menandai "keprihatinan serius" bahwa Truss melanggar janji manifesto.

"Berpura-pura kita tidak melakukan kesalahan, melanjutkan seolah-olah semua orang tidak dapat melihat bahwa kita telah melakukannya, dan berharap hal-hal akan terjadi secara ajaib bukanlah politik yang serius," tulis Braverman.