Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Jepang Ingin Tuntaskan Isu Penculikan Warga Sipil oleh Korut

PM Abe Ingin Bertemu Kim Jong-un

Foto : un.org

Pida idato Abe l Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, saat memberikan pidato di Sidang Umum Majelis PBB di Kota New York, AS, pada Selasa (25/9). Dalam pidatonya, PM Abe menyampaikan keinginan pertemuan dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un.

A   A   A   Pengaturan Font

PM Jepang, Shinzo Abe, menginginkan pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korut, Kim Jong-un. Alasan tawaran pertemuan itu demi bisa menuntaskan isu penculikan warga sipil Jepang oleh agen rahasia Korut.

NEW YORK - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Selasa (25/9) menyatakan keinginannya untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara (Korut), Kim Jong-un, dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi. Keinginan itu disampaikan PM Abe dalam pidatonya di Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS) setelah ia memantau perkembangan hubungan Korut dengan AS terkait langkah-langkah denuklirisasi dan perdamaian.

Pernyataan Abe ini bertolak belakang dengan apa yang ia sampaikan saat berpidato di Sidang Umum Majelis PBB tahun lalu yang mengatakan bahwa pintu diplomasi dengan Korut telah ditutup.

"Pertemuan tingkat tinggi Jepang-Korut dimaksudkan untuk segera mengakhiri sengketa yang telah terjadi selama beberapa dekade terkait penculikan warga sipil Jepang," demikian kata PM Abe.

Isu penculikan warga sipil Jepang merupakan hal yang emosional bagi publik Jepang saat ini dan jadi hal yang berhasil mendongkrak popularitas politik PM Abe.

"Demi mengakhiri isu penculikan, saya pun siap mengakhiri sikap tak mempercayai Korut dan memulai hubungan yang baru serta melakukan pertemuan tatap muka dengan Kim Jong-un," ucap PM Jepang itu. "Namun jika pertemuan tingkat tinggi itu terjadi, saya tegaskan bahwa pertemuan itu harus bisa menyelesaikan isu penculikan," imbuh dia.

Agen-agen rahasia Korut menculik sejumlah warga sipil Jepang pada era '70-an dan '80-an. Tujuan penculikan warga sipil itu agar korban penculikan memberikan pelajaran bahasa dan budaya Jepang bagi mata-mata Korut.

Saat Jepang dipimpin Junichiro Koizumi, PM Jepang itu berkesempatan melakukan kunjungan ke Korut oada 2002 dan 2004 dan bertemu dengan ayahanda dari Kim Jong-un yang saat itu masih jadi pemimpin Korut, Kim Jong-il. Sayangnya PM Koizumi diberitahu bahwa korban penculikan telah meninggal semua dan pernyataan itu serta merta ditolak anggota keluarga korban maupun LSM di Jepang.

Tawaran untuk bertemu dengan Kim Jong-un disampaikan PM Abe setelah keberhasilan Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, melakukan pertemuan dengan Kim Jong-un.

Namun tuntutan Abe terhadap Korut terkait isu penculikan warga sipil Jepang mungkin sulit pelaksanaannya karena sebelumnya Korut telah mengeluarkan penyataan bahwa Tokyo juga harus meminta maaf atas pendudukan kolonial Jepang ke wilayah Semenanjung korea pada 1910-1945.

Pertemuan Menlu

Masih terkait krisis di Semenanjung Korea, pada Rabu (26/9) dilaporkan bahwa Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korut, Ri Yong-ho. Pertemuan ini terjadi disela-sela Sidang Umum Majelis PBB.

Dalam konferensi pers, Menlu Pompeo menyatakan ia telah melakukan pertemuan yang amat positif dengan Menlu Ri. "Menlu Pompeo akan kembali berkunjung ke Korut pada Oktober mendatang," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri AS.

Sebelumnya dalam pidato di Sidang Umum Majelis PBB yang disampaikan Presiden Trump, dinyatakan bahwa Presiden AS amat menyambut baik langkah Kim Jong-un demi proses denuklirisasi. Namun Trump juga menegaskan bahwa akan terus melakukan penekanan berupa sanksi yang ketat hingga saat ini agar komitmen denuklirisasi Korut tak melenceng.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top