Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Electrizen Cooking Competition

PLN Perluas Program Pariwisata dan UMKM

A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai BUMN penyedia program kelistrikan nasional, PT PLN (Persero) ke depan akan berupaya memperluas efektivitas penggunaan kompor listrik - induksi, tidak hanya mengalihkan penggunaan sumber-sumber energi yang selama ini disubsidi melalui anggaran pemerintah dalam bentuk APBN kepada subsidi sektor-sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan, melainkan secara terpadu, menjadikan Indonesia Biru melalui penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan.

Program Electrizen Cooking Competition (ECC)di Kelurahan Bekasi Jaya, Mekarjaya, Bekasi Timur pada Selasa (2/4) merupakan salah satu program tersebut. Menurut I Made Suprateka, Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN (Persero) dalam kesempatan persiapan pelaksanaan, Sabtu (30/3) menyatakan program ini tidak hanya menjelaskan efisiensi dan target peningkatan produktifitas, dari penghematan penggunaan energi saja, melainkan ke depannya program ini bertujuan lebih luas.

"Pertama, program edukasi yang dilakukan melalui kerjasama dengan ibu-ibu penggerak PKK di sejumlah wilayah DKI Jakarta, Bekasi sampai ke Bogor, dan berjalan secara simultan dari pekan kelima Maret 2019, sampai di akhir April 2019, bertujuan meningkatkan produktivitas rumah tangga (RT) perorangan dan juga bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner. Jadi kami ingin menyebarkan kebiasaan, sekaligus mengedukasi masyarakat RT, khususnya RT yang kerap menggunakan aktivitas masak-memasak di rumah. Di luar RT perorangan, kami menyasar juga pengusaha UMKM yang bergerak di bidang kuliner," papar Made.

Sambil menekankan kepada para pengguna kompor listrik induksi, bahwa menggunakan kompor listrik akan lebih aman, karena terhindar dari bahaya kebakaran seperti pada penggunaan kompor gas, tetapi juga penggunaan kompor listrik lebih mudah, karena energi listriknya sudah disediakan PLN.

Aman di sini dalam arti luas adalah dari segi energi buang, maka menggunakan energi listrik dalam memasak, sekaligus juga berarti aman, dalam arti, praktis tidak ada gas buang (reduksi) yang akan mengakibatkan polusi. Selain mudah, produktivitas bagi pengusaha UMKM diharapkan dapat lebih meningkat.

"Mengapa demikian, karena dengan suhu panas yang merata secara stabil, proses waktu (lamanya memasak) menjadi lebih singkat. Di sini menggunakan kompor listrik induksi akan lebih efisien," tukasnya.

Para pengguna kompor listrik induksi tinggal mencolokkan kabel listrik pada seteker di rumah. Dengan demikian para pengguna kompor listrik induksi tidak perlu menghabiskan waktu memperoleh energi tersebut, karena sudah dihantarkan PLN, dengan harga yang bersaing.

Dari segi mencegah potensi terjadinya kebakaran, disampaikan bagaimana mengelola penggunaan listrik secara bijaksana, artinya bijaksana dengan instalasi yang ada di dalam rumah. Sekaligus dalam kesempatan itu, dinyampaikan agar anggota RT perorangan, tidak menggunakan kabel secara sembarangan.

Melalui koordinasi dengan pihak kontraktor yang sudah menjadi mitra kerja PLN, diharapkan tidak menggunakan kabel dan instalasi secara sembarangan.

"Itu sebabnya untuk rumah-rumah baru saat memasang instalasi listrik baru, harus memiliki Sertifikat Laik Operasi (SLO), yang menunjukkan instalasi pemasangan listriknya dijamin para konsultan SLO penerbit Lembaga Instansi Teknik (LIT) yang ditunjuk pemerintah, melakukan inspeksi kelaikan operasi atas instalasi listrik yang dipasang pada bangunan pemohon listrik," jelas Made. hay/R-1

Integrasi Aspek Pariwisata

Made menjelaskan, Program ECC ini akan mengarah pada agenda-agenda bidang terkait di seluruh Indonesia. "Prioritas kami terutama, adalah daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata kuliner. Dengan program tujuan destinasi pariwisata di Indonesia, maka sektor turisme pariwisata Indonesia, kini tidak lagi hanya dibangun dengan situs dan pemandangan yang indah, tetapi juga dibangun melalui kebanggaan dan ciri khas kuliner setempat," ujarnya.

Pihaknya ingin terjadi sinergi dari sejumlah potensi pariwisata setempat, dapat menjadi bagian terintegrasi, melalui sosialisasi penggunaan kompor listrik induksi. "Jadi nantinya kami tidak hanya melakukan demo pada kesempatan ECC saja, melainkan juga menggunakan CSR bersama dengan pemda setempat, untuk menjadikannya sebagai mata rantai yang bisa menghidupkan potensi pariwisata setempat," tukasnya.

Seperti yang telah dilakukan secara simultan melalui kegiatan bersih-bersih sungai, akhirnya bisa menjadi kegiatan yang dilakukan masyarakat setempat. Selain itu ada juga kegiatan bersih-bersih pantai, sambil melakukan kegiatan penanaman mangrove di sekitar pantai yang mengalami abrasi.

"Contohnya seperti yang kami lakukan di daerah Banten, Serang, dekat PLTU Lontar, juga dilakukan CSR berupa penanaman mangrove di sekitar pantai. Sekarang daerah tersebut sudah menjadi objek pariwisata. Itu sebabnya kami harapkan, mereka juga dapat mengembangkan mangrove dengan ciri khas sendiri, paralel dengan kami akan dilakukan juga edukasi menggunakan kompor listrik induksi. Semoga nanti ke depannya, program seperti ini bisa berlangsung secara kontinu," jelas Made. hay/R-1

Harga Cukup Terjangkau

Secara terpisah, salah satu peserta dalam Program ECC, Siti Nasuha (Aan) Wakil IV (Pokja IV) PKK RW 04 Tebet Barat - Jakarta Selatan, mengemukakan sebetulnya tidak asing dengan penggunaan kompor listrik induksi, karena saudaranya sudah terlebih dahulu memilikinya.

Usai acara, Aan mengatakan dalam hal penggunaan waktu memasak, apabila menggunakan kompor listrik induksi, sudah terbukti lebih cepat, sehingga waktunya lebih efisien.

Saat memasak hiasan untuk nasi tumpeng yang dipersyaratkan dalam ECC, Aan yang menggoreng tempe orek, mengatakan lebih mudah menggunakan kompor listrik induksi, dibanding hari-hari biasa di rumah dirinya menggunakan kompor gas.

Lewat pertemuan rutin kegiatan PKK yang biasa disebut Rapat Koordinasi (Rakor) dengan ibu lurah dan ibu camat, kami bersedia mensosialisasikan penggunaan kompor listrik - induksi. Mewakili suara terbanyak yang kerap ditanyakan, adalah bagaimana kalau tetiba saat memasak, terjadi listrik padam, bagaimana solusinya. Walaupun menurut Aan, daerah tempat tinggalnya jarang terjadi pemadaman listrik, kecuali untuk alasan pemeliharaan jaringan.

Secara umum, para peserta ECC menyatakan, harga jual kompor listrik induksi yang kisarannya berada di antara 350-400 ribu rupiah masih terjangkau harganya. Concern ibu-ibu PKK ini, terutama saat awal menyalakan kompor listriknya, seperti halnya peralatan listrik lain sejenisnya, tarikan pertama daya listriknya bervariasi antara 1.00 Volt Ampere (VA), 200 VA sampai 2.000 VA. Perbedaan tersebut bergantung pada setiap produsen kompor listrik induksi.

Harapannya harga kompor listrik induksi ini akan semakin murah. Untuk itu, menurut Made, harus ada kontribusi dari pihak lain, supaya program ini berjalan semakin masif, sehingga akan menghasilkan daya saing produk Indonesia. Atau sebaliknya kondisi ini menjadikan kekuatan daya saing untuk mencegah masuknya produk impor. Dengan demikian terjadi penguatan ekonomi, tidak hanya dirasakan oleh masyarakat itu sendiri, akan tetapi dirasakan sebagai efek berganda dari penghematan APBN. hay/R-1

Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top