Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Klaus Feichtinger dan Manfred Hackl, Founder dan Co-Founder Erema PRS

Pionir Industri Plastik Daur Ulang

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Feichtinger dan Hackl telah mendedikasikan hampir seluruh kariernya untuk inovasi daur ulang plastik sehingga pantas menyandang pionir dalam mengatasi masalah lingkungan.

Kantor Paten Eropa (EPO) pada Kamis (20/6) lalu di Wina, Austria, mengukuhkan pasangan penemu dan pengusaha Austria, Klaus Feichtinger dan Manfred Hackl, sebagai pemenang European Inventor Award 2019 dalam kategori industri. Keduanya dipandang memajukan industri daur ulang plastik melalui teknologi yang dibuatnya.

Terlebih lagi, pelet yang dihasilkan oleh mesin yang mereka buat dapat digunakan untuk membuat produk baru. Sampah plastik memerlukan perlakuan yang jauh lebih kompleks daripada memproses bahan-bahan, seperti kaca dan logam, yang pada dasarnya hanya membutuhkan penyortiran, pembersihan, dan peleburan untuk digunakan kembali.

Setiap jenis polimer plastik membutuhkan metode khusus untuk mengeklaim bahan yang dapat diselamatkan. Akibatnya, dari 58 juta ton limbah plastik yang diproduksi di Uni Eropa setiap tahun, hanya 30 persen yang didaur ulang.

Namun, oleh penemu asal Austria, Feichtinger dan Hackl, masalah sampah plastik tersebut menjadi tantangan. Mereka kemudian mengembangkan dan membangun mesin daur ulang yang canggih. Mesin buatnya bisa memindahkan, menyortir, memfilter bahan plastik, dan menghasilkan pelet berkualitas tinggi.

Hackl menjelaskan teknologi mesin yang dibuatnya seperti mengambil gelas kimia saat di tepi sungai, dan mengisinya, ke arah aliran, lalu cangkir hanya diisi sebagian, atau berlawanan dengan arah aliran - lalu cangkir benar-benar penuh sepanjang waktu.

"Berkat metode melawan arus aliran ini, lebih banyak bahan limbah dapat diproses dengan laju lebih cepat dari sebelumnya, dan pada suhu yang lebih rendah daripada teknologi sebelumnya.

Dengan demikian, pendekatan mereka menjadikan sampah plastik sumber daya yang lebih berharga," jelasnya. Penemuan teknologi daur ulang plastik dimulai dari hal yang sangat sederhana, namun membuat kedua penemu membentuk ulang industri daur hidup plastik.

"Mesin kami mendaur ulang plastik menjadi pelet tanpa membahayakan lingkungan," kata Feichtinger.

Pelet itu digunakan untuk menghasilkan produk baru. Hackl menambahkan, teknologi yang dipatenkan telah digunakan di seluruh dunia, memberikan hasil yang lebih tinggi, kualitas yang lebih baik, dan meningkatkan stabilitas proses.

Teknologi temuan keduanya dikomersialkan melalui Erema, anak perusahaan Erema Group yang dijalankan Hackl sebagai CEO setelah sebelumnya dipegang Feichtinger.

Namun, Feichtinger terus menyumbangkan keahliannya sebagai manajer di bidang kekayaan intelektual dan teknologi baru. Saat ini, lebih dari 6.000 sistem daur ulang Erema beroperasi di sekitar 108 negara.

Mesin mereka menghasilkan lebih dari 14,5 juta ton pelet plastik setiap tahun, yang menurut perusahaan menjadikannya pemimpin pasar global dalam pengembangan dan produksi sistem daur ulang plastik.

Kedua penemu itu memiliki 37 paten untuk inovasi daur ulang plastik. Berbicara tentang pentingnya kekayaan intelektual, Feichtinger mengatakan kesuksesan ekonomi, paten memainkan peran utama.

"Paten memberikan inspirasi dan merupakan sumber ide-ide baru. Melalui paten, Anda dapat melihat bagaimana masalah diselesaikan oleh orang lain dan menghasilkan konsep baru, cara baru untuk memecahkan tantangan," ujarnya.

Hackl menambahkan, paten membantu dan mendorong industri plastik untuk bergerak menuju ekonomi sirkular. Tujuan bersama para penemu adalah membuat daur ulang plastik sesederhana dan seluas kertas daur ulang atau kaca di masa depan. Dengan cara ini, bisa mengubah secara mendalam kebiasaan masyarakat menggunakan plastik.

Pada April 2019, Grup Erema merayakan tahun bisnis paling sukses dalam sejarah perusahaan. Tercatat, total omzet terkonsolidasi mencapai lebih dari 180 juta euro pada 2018/2019, merupakan peningkatan 16 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, sebanyak 6.000 mesin daur ulang plastik Erena saat ini beroperasi di 108 negara di seluruh dunia. Kini, grup perusahaan memulai tahun keuangan 2019/2020 dengan perubahan personel di tingkat manajemen dan perluasan kantor pusat perusahaan di Ansfelden dan Linz, Austria. dari berbagai sumber/ eko s putro/AR-2


Komentar

Komentar
()

Top