Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Piala Dunia Dikritik, Menlu Qatar Minta Jerman Urusi Masalah Negara Sendiri

Foto : AP

Ilustrasi kampanya boikot Piala Dunia 2022 di Qatar.

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Luar Negeri Qatar menuduh Jerman "berstandar ganda" atas kritiknya terhadap catatan hak asasi manusia tuan rumah Piala Dunia 2022 itu.

Diketahui Qatar telah menghadapi kritik keras dari sejumlah kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, menuduh negara itu menyalahgunakan dan mengeksploitasi pekerja migran.

Pada bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Qatar telah memanggil duta besar Jerman atas komentar Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser bahwa catatan hak asasi manusia suatu negara harus diperhitungkan untuk menilai apakah mereka pantas terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia.

"Di satu sisi, penduduk Jerman salah informasi oleh politisi pemerintah; di sisi lain, pemerintah tidak memiliki masalah dengan kami dalam hal kemitraan energi atau investasi," kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung, seperti dikutip Reuters.

"Kami kesal dengan standar ganda," katanya, seraya menambahkan bahwa Qatar telah menghadapi kampanye penolakan negara itu sebagai tuan rumah Piala Dunia, dalam 12 tahun yang menurutnya tidak pernah dihadapi negara lain.

"Sungguh ironis ketika nada ini melanda negara-negara di Eropa yang menyebut diri mereka demokrasi liberal. Kedengarannya sangat arogan, terus terang, dan sangat rasis," katanya kepada surat kabar itu.

Al-Thani menggambarkan seruan untuk jaminan keamanan bagi minoritas, yang diminta Faeser sebagai prasyarat sebelum setuju untuk menghadiri Piala Dunia, sebagai berlebihan dan mengatakan politisi Jerman harus lebih fokus pada kejahatan rasial yang terjadi di dalam negara mereka sendiri.

Sebelumnya, Presiden FIFA Gianni Infantino telah menulis surat kepada 32 negara yang akan pergi ke Piala Dunia untuk mengesampingkan kekhawatiran yang berkembang atas Qatar dan meminta mereka untuk fokus pada sepak bola.

"Semua orang diterima tanpa memandang asal, latar belakang, agama, jenis kelamin, orientasi seksual, atau kebangsaan," tambah surat itu.

Mengutip Eurosport, FIFA menghadapi tekanan atas keputusan untuk menggelar Piala Dunia 2022 di Qatar karena masalah hak asasi manusia seputar pekerja migran, diskriminasi dan masalah keamanan atas penggemar dari komunitas LGBT.

Sementara itu, Qatar menegaskan "semua orang dipersilakan" untuk mengunjungi negara itu untuk menonton sepak bola, dan tidak seorang pun akan didiskriminasi.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top