Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Bisnis 2020 | Hingga 31 Desember 2020, Total Aset Perseroan Sebesar USD7,53 Miliar

PGN Rugi Rp3,8 Triliun pada 2020

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Kebijakan pemerintah menetapkan harga gas 6 dollar AS per million british thermal units (mmbtu) ditengarai menjadi penyebab utama kerugian PGN tahun lalu.

JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) pada 2020 membukukan penurunan kinerja keuangan dibanding 2019. Laporan keuangan perusahaan berkode saham PGAS itu membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke entitas induk sebesar 260,15 juta dollar AS atau 3,81 triliun rupiah (kurs 14.615 rupiah per dollar AS) pada 2020.

Capaian tahun lalu tak sebanding dengan pencapain pada 2019. Saat itu, PGAS membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar 83,7 juta dollar AS. Pada 2019, perusahaan gas negara itu meraih keuntungan sebesar 973 miliar rupiah atau 67,58 juta dollar AS.

Dari laporan keuangan PGN sepanjang tahun lalu, perseroan membukukan pendapatan sebesar 2,88 miliar dollar AS dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,84 miliar dollar AS. Beban pokok pendapatan turun menjadi 2,03 miliar dollar AS dari 2019 sebesar 2,62 miliar dollar AS. Dengan itu, laba bruto PGN menjadi 854,41 ribu dollar AS dari sebelumnya 1,23 miliar dollar AS.

Hingga 31 Desember 2020, total aset perseroan sebesar 7,53 miliar dollar AS. Di dalamnya termasuk kas dan setara kas sebesar 1,18 miliar dollar AS, total liabilitas sebesar 4,57 miliar dollar AS dan total ekuitas sebesar 2,96 miliar dollar AS.

Direktur Keuangan PGN, Arie Nobelta Kaban, mengungkapkan 2020 merupakan tahun penuh tantangan bagi PGN. "Ini karena ketidakpastian kondisi global dan nasional akibat pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada kinerja PGN selama 2020," ucapnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top