Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petenis Russia-Belarusia Diizinkan Tampil di Australia Open

Foto : JACK GUEZ / AFP

Novak Djokovic

A   A   A   Pengaturan Font

MELBOURNE - Panitia penyelenggara Australian Open mengizinkan para petenis dari Russia dan Belarusia ikut berkompetisi dalam turnamen Grand Slam awal tahun depan. Meski demikian mereka harus tampil tanpa membawa nama negara. Otoritas tenis dunia melarang pemain kedua negara tersebut untuk ikut berlaga sebagai tim internasional sehubungan dengan konflik Russia-Ukraina yang pecah pada awal tahun ini.

"Di titik ini petenis Russia dan Belarusia bisa memenuhi syarat untuk bermain di Australian Open. Satu-satunya perbedaan dari acara tahun lalu mereka tidak dapat mewakili Russia dan tidak bisa diwakili dengan bendera negara mereka," ujar Direktur Turnamen Australian Open, Craig Tiley, Rabu (12/10) waktu setempat.

Petenis Russia dan Belarusia masih dibolehkan untuk bersaing dalam agenda turnamen reguler. Grand Slam Roland Garros dan US Open pun masih mengizinkan peserta dari kedua negara untuk menjadi peserta netral. Larangan keras baru diberlakukan bagi Russia dan Belarusia di ajang Grand Slam lapangan rumput Wimbledon, yang tak mengizinkan mereka ikut bermain.

"Mereka tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas apa pun seperti lagu kebangsaan Russia. Mereka harus bermain sebagai pemain independen dengan nama netral. Tetapi mereka akan disambut di Australian Open Januari," jelas Tiley menerangkan.

Panitia juga memberi perhatian pada Novak Djokovic yang sempat bermasalah akibat vaksinasi COVID. Pada edisi Australian Open mendatang, Tiley mempersilakan Djokovic untuk hadir asalkan bisa memperoleh visa.

Sebelumnya, pemilik 21 gelar Grand Slam itu diusir dari Australia karena tidak divaksinasi dan dilarang masuk kembali hingga 2025, meski pemerintah Australia bisa mengesampingkan larangan itu atas kebijakan khusus. Tiley mengatakan pihaknya tidak memiliki kontak dengan pemerintah tentang Djokovic. Penyelenggara Australian Open tidak dapat melobi atas nama petenis Serbia itu.

"Ini bukan masalah yang bisa kami lobi. Ini masalah mereka berdua dan kemudian tergantung pada hasilnya. Kami akan menyambutnya di Australian Open," tandasnya. Pollitisi oposisi Australia Karen Andrews, yang menjadi menteri dalam negeri ketika Djokovic dideportasi, mengatakan kepada radio ABC bahwa mantan petenis nomor satu dunia itu seharusnya tidak diberi perlakuan khusus.

"Ini akan menjadi tamparan di wajah bagi orang-orang di Australia yang melakukan hal yang benar, divaksinasi dan melakukan semua yang perlu mereka lakukan jika tiba-tiba Novak Djokovic diizinkan kembali ke negara itu hanya karena dia seorang petenis elite" ujar Andrews.

Penyelenggara menargetkan 900.000 penonton di ajang acara 2023, dengan satu juta fans sebagai tujuan akhir. Tiley mengatakan rekor kehadiran sebelumnya adalah sekitar 820.000 orang. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top