Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Petani Tembakau Inginkan Perniagaan Adil

Foto : Antara

Petani Tembakau

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Memasuki masa panen, petani tembakau berharap kepada para stakeholder mulai dari pemerintah hingga pabrikan, dapat ikut membantu dan memfasilitasi terwujudnya perniagaan yang adil sehingga kesejahteraan petani terutama dalam menghadapi pandemi menjadi lebih baik.

Ketua Umum Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo, mengatakan di tengah pandemi Covid-19 saat ini, tembakau masih menjadi tumpuan harapan dan impian para petani yang sedang memasuki musim panen. Petani dalam proses tanam, berjuang untuk mendapatkan tembakau dengan kualitas terbaik. Dan saat ini pihaknya berjuang untuk mewujudkan tata niaga yang adil bagi kesejahteraan petani tembakau dan terciptanya kolaborasi antar stakeholder, di industri hasil tembakau (IHT).

"Tembakau memberi sumbangsih yang luar biasa terhadap penerimaan negara, tenaga kerja, dan terhadap kesejahteraan petani. Selanjutnya dengan kolaborasi stakeholder, pabrikan, seluruh pelaku usaha, petani dan industri dapat memiliki ketahanan menghadapi pandemi," kata Budidoyo pada diskusi Webinar Tobacco Series bertema Mendorong Sinergitas Stakeholder Tembakau Kala Musim Panen di Tengah Pandemi Covid-19, Kamis (8/7).

Kerja sama dan kolaborasi semua pihak baik dengan pabrikan dan dukungan pemerintah, lanjutnya, diperlukan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani, terutama pada masa pandemi Covid-19 ini. Program kemitraan dapat menjadi sarana yang baik untuk memfasilitasi hal ini. Dan ketika industri hasil tembakau secara nyata memberikan kontribusi bagi petani dan negara, harapannya pemerintah juga dapat memberikan insentif sehingga industri ini dapat semakin eksis.

Baca Juga :
Komoditas Andalan

Budidoyo berharap Pemerintah dapat terus mendukung kelangsungan IHT utamanya melalui pembuatan kebijakan yang adil, salah satunya kebijakan kenaikan cukai yang terprediksi tidak seperti pada 2019 dimana cukai tidak naik tetapi pada 2020 naik sangat tinggi mencapai 23 persen. Kebijakan cukai pada 2021 hendaknya mengikuti kemampuan industri dan perkembangan ekonomi Indonesia.

"Petani optimistis tembakau masih dapat diandalkan. Dengan kepastian jumlah serapan dari pabrikan, kepastian harga, pemerintah yang mengatur regulasi secara fair, dan semua pelaku usaha mendapatkan porsi yang proporsional, maka tembakau semakin eksis ke depannya," katanya.

Dukungan Pemerintah

Ketua Umum Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno menambahkan pentingnya dukungan Pemerintah terhadap program Kemitraan tembakau. Saat ini program Kemitraan budidaya tembakau sudah dijalankan secara mandiri oleh beberapa perusahaan. Metode kemitraan itu bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dengan beberapa perusahaan memilih untuk kemitraan langsung dan beberapa melakukan kemitraan melalui pemasok tembakau yang memiliki footprint luas di Indonesia.

"Harapannya, program Kemitraan yang sudah berjalan baik saat ini bisa diteruskan dan mendapat dukungan dari Pemerintah. Pemanfaatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani juga harus terus didorong implementasinya," katanya.mza/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top