Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Produksi Beras - Penyerapan Gabah Petani Perlu Libatkan Pemerintah Daerah

Petani Inginkan Tak Ada Impor

Foto : istimewa

Beras

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kelompok petani yang tergabung dalam Serikat Petani Indonesia (SPI) menyambut positif keputusan Presiden Joko Widodo yang tidak akan mengimpor beras saat musim panen raya. Hanya saja, para petani tersebut berharap, keputusan itu bukan hanya berlaku hingga tengah tahun mendatang, namun sepanjang tahun.

"Kita petani mampu memproduksi beras untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Kita harus optimis bahwa kita mampu berdaulat pangan," tegas Ketua Umum SPI, Henry Saragih, di Jakarta, Minggu (28/3).

Henry berharap agar Bulog dan BUMN Pangan menyerap padi petani yang sekarang ini sedang dan akan panen raya sampai April mendatang. Selain menyerap dengan harga baik atau di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), harapannya juga agar produk-produk padi dalam berbagai kualitas dibeli oleh pemerintah.

"Harus ada revisi Instruksi Presiden 5/2015 tentang HPP dan Permendag 24/2020 tentang Penetapan HPP untuk Gabah atau Beras, karena HPP yang sekarang sudah tidak layak lagi sehingga harus dinaikkan seiring dengan naiknya biaya produksi petani saat ini," lanjutnya.

Selanjutnya, Henry menekankan pemerintah membeli gabah langsung dari petani, koperasi-koperasi petani, lembaga-lembaga ekonomi petani, untuk memperpendek mata rantai. Dengan demikian, petani mendapatkan harga lebih baik dari sebelumnya.

"Ini juga sekaligus sebagai upaya untuk memperkuat lembaga perekonomian petani supaya bisa dibangun sebuah kelembagaan ekonomi yang permanen. Harga di atas HPP itu bisa menjadi insentif langsung bagi petani," ungkapnya.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Jakarta, akhir pekan lalu, berharap pemerintah daerah (pemda) ikut mengawasi kegiatan serap gabah/ beras agar berjalan optimal. Pada prinsipnya, tegas Mentan, kegiatan serap gabah dilakukan secara sinergi dengan semua pihak karena stabilisasi harga dan mengamankan stok pangan tidak semudah membalikkan telapak tangan.

"Saat ini hanya pertanian yang berproduksi. Oleh karena itu, kita harus menjaga semangat yang ada di pertanian, terutama petani dan juga semangat stakeholder lainnya untuk bekerja sama dengan baik," ujarnya.

Lebih lanjut, Mentan menegaskan produksi padi pada awal 2021 cukup terjamin sesuai dengan target untuk memenuhi kebutuhan beberapa bulan ke depan. Kementan terus fokus meningkatkan produktivitas dan mengamankan harga.

Gandeng BUMN

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, menambahkan, pada panen raya ini telah dilakukan penandatangan nota kesepahaman kesanggupan menyerap gabah/ beras petani yang dilakukan secara sinergi antara Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementan dengan Bulog, PT RNI, dan BNI.

Terbaru, nota kesepakatan ini diberlakukan untuk penyerapan gabah di Jombang, Jawa Timur. Kostraling sebagai Bulog kecil yang mengamankan stok beras yang di dalamnya tergabung penggilingan-penggilingan kecil menyerap gabah petani Jombang 4.500 ton setara 2.857 ton beras. Sementara itu, PT RNI menyerap gabah 500 ton perbulan.

"Selanjutnya Bulog sepakat menyerap gabah petani 16.000 ton, setara 10.000 ton beras periode panen Maret-April 2021," pinta Suwandi.

Dalam nota kesepakatan ini, BNI menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk kostraling yang dapat difasilitasi KUR di Kabupaten Jombang dan proses budi daya, penanganan panen, pascapanen, dan pengolahan hasil terpadu.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top